dan sistem senjata artileri anti-pesawat (Wikimedia.org)
SAO PAULO, (IMP) - Brasil, Rabu (20/2), setuju memulai pembicaraan dengan Rusia terkait pembelian sejumlah batterei rudal darat-ke-udara. Kesepakatan itu tercapai pada pertemuan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, dan Wakil Presiden Brasil, Michel Temer. Negosiasi terkait hal itu akan dimulai Maret mendatang, kata kementerian luar negeri Brasil. Medvedev berada di Sao Paulo untuk menghadiri pertemuan tahunan komisi bilateral tingkat tinggi gabungan kelompok ekonomi negara berkembang pesat, BRICS, bersama Temer.
Sebuah pernyataan kementerian luar negeri Brasil mengatakan, kedua negara berkomitmen pada "pengembangan bersama produk pertahanan baru dan keikutsertaan perusahaan-perusahaan pertahanan strategis Brasil dalam proses produksi dengan alih teknologi penuh dan efektif".
Brasil ingin mengembangkan sebuah industri pertahanan dalam negeri dan selama beberapa tahun terakhir membuat kontrak-kontrak pertahanan dengan alih teknologi penuh, sehingga negara itu bisa membuat senjata sendiri di masa mendatang.
Kementerian pertahanan Brasil mengatakan, Brasilia tertarik membeli tiga baterai rudal darat-udara jarak sedang Pantsir-S1 dan dua baterai sistem rudal anti-pesawat portable Rusia.
Kesepakatan itu dicapai setelah kunjungan Jendral Jose Carlos de Nardi, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Brasil ke Moskwa pada akhir Januari. Saat itu, ia memimpin delegasi pejabat pemerintah dan perusahaan.
Presiden Brasil, Dilma Rousseff, juga membahas masalah itu selama kunjungannya ke ibu kota Rusia tersebut pada Desember. Belum ada pernyataan mengenai nilai kontrak itu.
Medvedev dan Rousseff mengadakan pembicaraan mengenai masalah-masalah pertahanan, energi serta nuklir, dan pertemuan mendatang kelompok negara ekonomi maju G20 dan kelompok negara ekonomi BRICS. Para pemimpin BRICS (Brasil, China, India, Rusia dan Afrika Selatan) akan mengadakan pertemuan puncak di Durban, Afrika Selatan, pada Maret.
(Kompas/AFP)
No comments:
Post a Comment