Thursday, October 30, 2014

Rusia Tawarkan Kapal ke Presiden Jokowi


Jakarta, (IMP) -- Rusia tertarik dengan konsep kemaritiman yang menjadi program andalan Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Kamis (29/10), Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Federasi Rusia Alexei Likhachev menawarkan kerjasama bidang maritim dengan Indonesia.

Kami menganggap program pemerintah baru RI di bidang kemaritiman sangat cocok dengan posisi Indonesia di tengah lautan. Rusia harus punya kebijakan khusus terhadap Indonesia di bidang kemaritiman,” ujar Alexei.

Oleh sebab itu Rusia hendak membuka beberapa kerjasama dengan pemerintah Indonesia, misalnya untuk memperkuat sistem transportasi laut dengan menawarkan kapal laut pabrikan Rusia.

“Kami menawarkan pasokan berbagai jenis kapal laut. Bukan saja pasokan, tetapi juha pendirian pusat layanan dan mungkin produksi beberapa komponen untuk kapal itu,” kata Alexei.

Untuk membicarakan proyek dan prospek kerjasama tersebut, Direktur Utama United Ship Building Corporation selaku perusahaan galangan kapal terbesar di Rusia akan datang pekan depan ke Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo.

“Ketua kami bersedia menawarkan peralatan model untuk pengawasan kawasan perairan dan pengawasan kapal laut dengan menggunakan sistem blonas dan sistem radar jarak jauh,” ujarnya.

Rusia juga tertarik dengan produksi hasil laut yang berlimpah di Indonesia. Alexei mendorong produsen ikan di Indonesia untuk menggenjot ekspor ikan ke Rusia.

“Kami mengajak produsen ikan dan hasil perikanan, ikan beku atau ikan kaleng misalnya, untuk datang ke Rusia dan membawa produk mereka. Karena kebutuhan di sana sangat banyak dan pasar di Rusia tersedia untuk produk itu,” kata Alexei.

Salah satu program ambisius Jokowi adalah membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia. Untuk itu ia membentuk Menteri Koordinator Kemaritiman dalam nomenklatur Kabinet Kerja. Dalam pidato pertamanya sebagai presiden di hadapan sidang paripurna MPR, Jokowi juga mengajak rakyat bersama-sama mengembalikan kejayaan Indonesia di laut. 


(CNN)

Monday, October 27, 2014

Kesuksesan Indonesia di Mata Media Arab

 Bendera Merah Putih (Republika/Daan)

Ikhwanul Kiram Mashuri, (IMP) -- Suksesi yang baru berlangsung di negeri kita ternyata mendapatkan perhatian luas dari berbagai media Arab: al-Akhbar (Mesir), al-Madina (Saudi), al-Balad (Lebanon), al-Yaoum (Saudi), al-Dustur (Mesir), al-Arabi (Uni Emirat Arab), al-Ahad (Bahrain), Aljazeera (Qatar), Kuna (kantor berita Kuwait), dan Mena (kantor berita Mesir). Mereka pada umumnya memuji pergantian kekuasaan dari Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo yang berjalan aman, lancar, dan penuh kegembiraan. 

Bahkan kolomnis tetap di media Al Sharq Al Awsat, Husein Syabasyki, menyebutkan Indonesia merupakan cerita menggembirakan dari dunia Islam. Al Sharq Al Awsat merupakan media internasional berbahasa Arab yang bermarkas di London. Di antara produknya berupa koran yang dicetak di hampir semua negara Arab.

Menurut Syabasyki, Indonesia merupakan negara Islam (berpenduduk Muslim) terbesar di dunia. Ia juga negara terbesar keempat dalam hal jumlah penduduk, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (AS). Jumlah penduduknya mencapai sekitar 253 juta jiwa. Mereka tinggal di pulau besar maupun kecil yang berjumlah 13 ribu pulau. Mereka bersuku-suku dan bermacam budaya. 

Juga terdapat 719 bahasa, di antaranya 706 bahasa masih hidup dan lainnya mulai punah. Mereka disatukan dalam bahasa Indonesia.Data lainnya, sejumlah 87 persen penduduknya beragama Islam. Namun, negara mengakui dan melindungi pemeluk agama-agama lain seperti Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan Konghucu. 

Semua pemeluk agama yang berbeda bisa hidup rukun dan damai. Antara lain, sebut Syabasyki, karena umat Islam yang menjadi mayoritas menganut paham moderat dan toleran dalam beragama. Secara umum, lanjutnya Syabasyki, masyarakat Indonesia tidak engenal paham radikal dan fanatisme yang berlebihan sepertinya halnya banyak terjadi di sejumlah negara Arab. 

‘‘Beberapa peristiwa bom yang pernah terjadi merupakan perbuatan menyimpang dan bukan watak asli bangsa Indonesia. Perbuatan menyimpang yang belakangan terbukti merupakan pengaruh dari luar (asing),’’ tulis Syabasyki.

Dengan data-data di atas -- beda suku, budaya, etnis, agama, jumlah penduduk, dan tempat tinggal yang berpulau-pulau --, Syabasyki mengatakan Indonesia sebenarnya merupakan negara yang sangat pelik. ‘Sangat pelik’ yang dimaksud tentu -- meskipun Syabasyki tak menjelaskannya -- kalau dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya. Apalagi bila dijejerkan dengan negara-negara Arab.

Sebut misalnya negara-negara Teluk, hampir semua penduduknya beragama Islam, bersuku Arab, dan berbahasa Arab. Sedangkan negara Arab lainnya juga tak sepelik Indonesia dalam hal beda suku, etnis, golongan, agama, geografi, dan sebagainya. Irak misalnya, hanya ada dua suku bangsa, yaitu Arab dan Kurdi. Mereka menganut paham Syiah (mayoritas), Sunni, dan agama Kristen. 

Hal yang sama juga terdapat di Suriah. Namun, kebalikan di Irak, di Suriah mayoritas warga menganut Sunni. Lainnya adalah Syiah dan Kristen plus Yahudi. Begitu pula di Mesir, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan lainnya. Komposisi penganut agamanya hampir sama. Yang agak beda barangkali adalah Lebanon. Dari sisi pemeluk agama, Lebanon bisa jadi mirip dengan Indonesia. Di sana ada Kristen Maronit, Ortodoks, Katolik, Druze, Sunni, dan Syiah.

Namun, boleh dikata suksesi di hampir semua negara-negara Arab -- kecuali negara-negara monarkhi seperti negara-negara Teluk plus Yordania dan Maroko -- berjalan tidak normal. Bahkan di sejumlah negara, seperti Libia, Yaman, Irak, dan Suriah kini mereka terancam oleh perpecahan di antara mereka sendiri. Perebutan kekuasaan di negara-negara tersebut berlangsung sangat keras dan berdarah-darah. Penyebabnya, antara lain munculnya kelompok-kelompok garis keras yang ingin merebut kekuasaan.

Ketika sejumlah negara Islam (berpenduduk mayoritas Muslim) sedang mengalami instabilitas baik dalam politik, keamanan, maupun sosial, Indonesia justeru berhasil melewati pergantian pemimpin nasional dengan mulus. Bahkan kantor berita Kuwait, Kuna, yang membuat laporan panjang mengenai kontestasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subiyanto yang berlangsung sangat keras, menyebutkan begitu Mahkamah Konstitusi RI memutuskan pemenangnya, semua pihak bisa menerima dengan legowo. Hal ini, tulis Kuna, jelas menunjukkan kedewasaan para pemimpin Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

Menurut Syabasyki, keberhasilan suksesi Indonesia bisa menjadi contoh bahwa negara Islam (berpenduduk mayoritas Muslim) bisa menerapkan demokrasi. Apalagi Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia. ‘‘Indonesia telah membuktikan kepada dunia bahwa demokrasi, toleransi, hidup rukun, ekonomi pasar, dan ide-ide serta sistem modern bisa diterapkan di negara Islam,’’ tulisnya. 

Kuncinya, lanjut Syabasyki, masing-masing lembaga memerankan fungsinya dengan baik tanpa harus ada campur tangan dari pihak lain, baik lembaga kemiliteran, pengadilan, lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Bila terjadi persoalan di antara lembaga-lembaga tadi, ada lembaga lain yang menanganinya dan kemudian pihak-pihak yang bermasalah dapat menerimanya.

Tantangan Indonesia kini, terutama pemerintahan Presiden Jokowi, menurut Syabasyki, adalah bagaimana mengurangi angka kemiskinan. Di Indonesia sekarang terdapat 65 juta jiwa yang hidup di bawah garis kemisinan. Angka ini sudah menurun sepanjang tahun 1999 hingga 2012, dari 24 persen menjadi 12 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Penurunan angka kemiskinan ini tidak lepas dari keberhasilan pemerintah Presiden SBY yang menjaga angka pertumbuhan di sekitar 6 persen. Syabasyki optimis Presiden Jokowi dengan keberhasilannya sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta akan bisa menaikkan angka pertumbuhan di sekitar angka 7 persen sesuai dengan janji kampanyenya.

Dengan data-data seperti itu tak aneh bila Indonesia menjadi daya tarik para investor dari negara-negara besar seperti Australia, Cina, India, AS, Brazil, dan negara lainnya. Mereka berlomba-lomba menanamkan investasinya di Indonesia. Apalagi Indonesia mempunyai bank sentral yang kuat dan nilai tukar rupiah yang stabil.

‘‘Dunia kini sedang melihat dengan penuh respek keberhasilan negara Islam terbesar di dunia. Indonesia jelas merupakan cerita menggembirakan dari dunia Islam setelah kita lelah menyaksikan cerita-cerita menyedihkan (dari sejumlah negara Islam dan Arab),’’ demikian Syabasyki menutup tulisannya yang berjudul ‘Indonesiya, qissoh mufrihah min al-‘alami al-Islami.

Sayangnya, ini kata saya, peluang investasi yang baik di Indonesia ini belum ditangkap para investor dari negara-negara Teluk kaya raya. Kesamaan agama dan budaya semestinya bisa dimanfaatkan oleh investor Arab. Apalagi negara-negara Islam telah lama membentuk sebuah lembaga yang bernama Organisasi Kerja Sama Islam yang dulu bernama Organisasi Konferensi Islam (OKI). Perubahan nama tersebut antara lain karena organisasi yang beranggotakan 57 negara Islam ini akan menitikberatkan pada kerja sama ekonomi.


(Republika/Ikhwanul Kiram Mashuri)

Tuesday, October 21, 2014

Evolusi Panser Anoa Menjadi Amfibi


(ARC/IMP) -- Memperoleh pesanan ratusan unit, tidak membuat PT.Pindad berhenti mengembangkan evolusi Ranpur Anoa. Setelah berhasil memadukan pelindung keramik tambahan, kini Pindad beranjak ke evolusi selanjutnya. Yaitu menjadikan Anoa spesies Amfibi. Dan inilah dia prototipe pertama Anoa Amfibi.

Prototipe pertama yang belum memiliki nama resmi ini, secara terbatas telah dipamerkan di sebuah acara di Sespim Polri Bandung beberapa waktu lalu. ARC pun berupaya mencari lebih tahu spesifikasi teknis ke kru Pindad. Menurut informasi terbatas yang diperoleh, Pindad melakukan upaya Re-enginering untuk membuat Anoa amfibi ini. Selain tentunya memasang perangkat yang dibutuhkan seperti Propeler di bagian belakang serta penahan ombak di bagian depan. Dari foto yang terlihat, Propeler yang terpasang memang cukup besar, namun bisa dilipat.

Anoa (ARC)

ARC juga diberi kesempatan melihat video uji coba yang dilakukan di Danau di Jatiluhur, Jawa Barat. Tampak sang Anoa melaju dari daratan menuju danau lalu mengapung. Sejurus kemudian Anoa itu melaju dan membuat beberapa manuver di air. Menurut Pindad, kecepatan mengarungi saat uji coba mencapai 4,5 knot. Namun sayangnya, video itu belum bisa dipublikasikan.



(ARC)

Monday, October 20, 2014

Terima Kasih Pak SBY, Jasamu Akan Selalu Dikenang Oleh Kami Anak Bangsa

Pak SBY dan Ibu Ani (photo: FB SBY)

"Mohon maaf jika 10 tahun memimpin negeri tercinta, ada tutur kata / perilaku yang tidak berkenan di hati bapak, ibu & saudara, rakyat Indonesia." *SBY*

"Sesungguhnya, dengan segala kekurangan yang kami miliki, kami ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Salam sayang kami." *SBY*




Siap kembali ke tengah masyarakat biasa, serta menikmati indahnya Tanah Airku.



(facebook Susilo Bambang Yudhoyono/Instagram Ibu Negara @aniyudhoyono)

Thursday, October 16, 2014

"Iveco Tank Transporter" Pengangkut Tank Leopard


Surabaya, (IMP) -- TNI terus memoderenisasi peralatan perangnya. Langkah tersebut menjadi tuntutan bagi TNI dalam menjaga kedaulatan negara. 

Salah satu armada tempur terbaru yang dimiliki Indonesia ialah transporter, yakni truk pengangkut untuk tank Leopard. 

Transporter ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya mampu mengangkat beban seberat 90 ton. 


Tidak hanya itu, armada buatan Italia ini mampu bergerak dalam jarak yang cukup jauh. Dalam pengoperasiannya, truk ini dilengkapi dengan lowbed doll buatan Jerman.

Keistimewaan yang dimiliki lowbed doll yakni memiliki tujuh sumbu yang memungkinkan seluruh rodanya mampu bergerak secara bersamaan sehingga menjamin kelincahan dengan radius putar yang kecil.


(Sindo/ARC)

PT DAHANA Siap Produksi Bomb P 100 L Untuk TNI AU

Bom P-100 (photo : iberita)

(IMP) -- PT DAHANA (Persero) kini tengah menggarap persiapan produksi bahan peledak militernya, yaitu bomb P 100 Live untuk amunisi pesawat Sukhoi. Sebelum jauh memasuki produksi massal, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Amirudin Akhmad mengecek langsung perkembangan persiapan alat produksi yang dimiliki oleh Dahana yang berada kawasan Energetic Material Center (EMC) Dahana Subang. Kedatangan Amirrudin Akhmad pada Selasa, 30 September 2014 bersama timnya disambut langsung oleh F. Harry Sampurno Direktur Utama PT DAHANA (Persero) beserta tiga direksi lainnya.

“Kami ingin mengetahui, sudah sejauh mana perkembangan persiapan proyek Bomb P 100 L yang sudah dilakukan oleh DAHANA, karena sebelum menuju produksi massal, DAHANA sudah harus mempersiapkan Protoype P 100 L yang nantinya akan kami uji untuk mendapat sertifikasi, apakah cocok dengan kebutuhan kita,” terang Amirudin Akhmad kepada Dfile.

Untuk melihat langsung persiapan yang telah dilakukan oleh DAHANA, Tim EMC mengajaknya untuk meninjau langsung perlengkapan yang sudah dipersiapkan dan disimpan sementara di Gedung Workshop DAHANA. Nampak beberapa perlengkapan yang telah disiapkan pada tahap awal ini. Lempengan cetakan untuk uji kepadatan handak serta alat pemanas dan pendingin yang akan digunakan saat pengisian bahan peledak pada bomb produksi P 100L. Tim juga diajak mengecek laboratorium sebagai tempat uji formula serta meninjau langsung pabrik meltpour yang nantinya sebagai tempat pengisian handak bomb pesawat Shukoi.

Melihat apa yang telah disiapkan oleh DAHANA, Amirudin Akhmad pun berharap DAHANA untuk segera menyelesaikan tahap awal pembuatan P 100 L. “Kita kan mulai lagi dari nol, jika melihat apa yang telah disiapkan untuk langkah awal sudah sangat memadai, oleh karena itu saya berharap ini secepatnya terealisasi agar nantinya bisa memasuki tahap produksi missal,” ujar Amirudin Akhmad.

Dalam menangani proyek ini, PT DAHANA (Persero) tidak sendirian, namun menggandeng perusahaan swasta untuk bekerjasama, PT Sari Bahari dalam pembuatan body P 100 L.

Bom P 100 L merupakan bomb yang akan dipasang pada pesawat Sukhoi. Bomb ini memiliki warna khas yaitu hijau yang panjangnya 1.130 mm dengan berat 100 sampai 125 kg, berdiameter 27 mm dan memiliki ekor yang panjangnya 410 mm. 


(BUMN)

Sunday, October 5, 2014

Swedia akan akui negara Palestina

Bendera Palestina (FOTO. ANTARA/Istimewa)

Stokholm (IMP) -- Pemerintah baru kiri-tengah Swedia akan mengakui negara Palestina, yang akan membuatnya negara besar pertama Eropa mengambil langkah itu, kata Perdana Menteri Stefan Lofven pada Jumat.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui pengakuan nyata negara berdaulat Palestina pada 2012, tapi Eropa Bersatu dan sebagian besar negara kelompok itu belum memberikan pengakuan resmi.

"Sengketa Israel dengan Palestina hanya dapat dipecahkan dengan penyelesaian dua-negara, yang dirundingkan sesuai dengan hukum antarbangsa," kata Lofven dalam pidato pelantikannya di parlemen.

"Penyelesaian dua-negara memerlukan saling pengakuan dan kemauan hidup berdampingan secara damai. Oleh karena itu, Swedia akan mengakui negara Palestina," katanya.

Bagi Palestina, langkah Swedia itu akan menjadi dorongan bagi upayanya mewujudkan negara merdeka.

Dengan nama baiknya sebagai perantara jujur di urusan antarbangsa dan dengan suara berpengaruh dalam kebijakan luar negeri Eropa Bersatu, keputusan itu mungkin membuat negara lain bangkit dan memperhatikan saat Palestina mengancam bergerak sepihak membentuk negara.

Namun, kemungkinan muncul kecaman kuat terhadap Swedia dari Israel, serta dari Amerika Serikat dan Eropa Bersatu, yang bersikeras bahwa negara Palestina merdeka harus muncul hanya melalui perundingan.

Di dalam Eropa Bersatu, beberapa negara, seperti, Hungaria, Polandia dan Slovakia, mengakui Palestina, tapi mereka melakukannya sebelum bergabung dengan kelompok 28 anggota itu.

Jika pemerintah kiri-tengah itu mewujudkan rencananya, Swedia akan menjadi negara pertama mengakui Palestina saat menjadi anggota Eropa Bersatu.

Partai Sosial Demokrat dan Hijau berjumlah kecil di parlemen dan pemerintah kiri-tengah mendatang itu cenderung menjadi salah satu yang terlemah di Swedia dalam beberapa dasawarsa.

Mantan pemerintah kanan-tengah tidak mengakui Palestina, karena pemerintah Palestina tidak menguasai wilayah mereka.

Palestina menginginkan negara merdeka di Tepi Barat dan Gaza, dengan ibukota di Yerusalem Timur.

Sementara batas Gaza jelas, wilayah tepat dari yang akan menjadi Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur hanya akan ditentukan melalui perundingan dengan Israel pada penyelesaian dua-negara, yang saat ini ditangguhkan, demikian Reuters.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...