Friday, May 31, 2013

650 Prajurit TNI AD YON 403 Berangkat ke Perbatasan Indonesia-Malaysia

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo

Semarang, (IMP) -- Sebanyak 650 orang Prajurit Batalyon 403/Wirasada Pratista berangkat dalam penugasan ke daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat dengan menggunakan KRI Teluk Amboina. Acara pemberangkatan pasukan tersebut dipimpin oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo, di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Selasa (28/5).

Dalam amanatnya Pangdam IV/Diponegoro berpesan kepada para prajurit yang akan bertugas, Jagalah kehormatan, Bawalah kehormatan dan tunjukkan bahwa prajurit Kodam IV/Diponegoro yang terbaik. Sebanyak 650 orang Prajurit Batalyon 403/Wirasada Pratista berangkat dalam penugasan ke daerah perbatasan di daerah operasi. Menurut Pangdam “Tugas adalah kehormatan dan tugas adalah segala-galanya”.

Disamping itu Pangdam juga berpesan agar menjaga keamanan personel dan materiil, jaga kesehatan dan apabila pulang nanti bisa bertemu dengan anak istri dalam keadaan sehat dan bagi yang belum berkeluarga agar bisa bertemu dengan keluarganya. Tak lupa pula harus profesional, ’’Ingat saudara disana punya sector, dan ingat saudara disana tugasnya membina masyarakat di perbatasan’’, tegasnya. Sebelumnya sudah ada yang datang dan pergi, maka Pangdam mengharapkan para prajurit 403/Wirasada Pratista harus bisa membina masyarakat di perbatasan tersebut lebih baik, harus rela, iklas, bersemangat dan berhasil.

Hadir dalam acara pemberangkatan tersebut Kasdam IV/Diponegoro, Danrem 072/Pmk, Dan Pomdam IV/Diponegoro, Dan Lanal, Para Asisten Kasdam IV/Diponegoro, Para Kabalak, Danyon 403/WP, Dan Yonarhanudse- 15, Dansat Brimob, Ibu Ketua Persit dan istri serta keluarga anggota Batalyon 403 yang akan bertugas.


Kasad Resmikan Penggunaan Area Latihan TNI di Simalungun

Simalungun Military Training Area (Simtra) seluas 8.140 hektar, berlokasi di Kecamatan Silou Kahean Kabupaten Simalungun merupakan medan latihan TNI AD terluas kedua setelah Baturaja yang dapat dipakai untuk menggelar latihan kemiliteran bersama dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia. (photo : TNI)

Simalungun, (IMP) -- Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI Letnan Jenderal Moeldoko meresmikan penggunaan area latihan prajurit di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Simalungun Military Training Area/Simtra) Kodam I BB, Kamis siang.

Peresmian di Dusun Bohoan Nagori Dolok Marawa Kecamatan Silou Kahean ini ditandai dengan penandatanganan prasasti yang disaksikan Bupati Simalungun JR Saragih, Ketua DPRD Simalungun diwakili Ketua Komisi III Johalim Purba, Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufik SIK, tokoh adat dan ratusan masyarakat.

Kasad mengatakan Simtra merupakan salahsatu upaya Angkatan Darat dalam menyiapkan medan latihan, sarana dan prasarana untuk mendukung kemampuan militer para prajurit.

"Tanpa latihan yang terstruktur, tidak mungkin tercipta prajurit yang terlatih untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI,” ujar Kasad yang mengatakan pihaknya juga akan menggelar latihan kemiliteran bersama dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia.

Untuk itu Kasad menyampaikan apresiasi kepada Bupati dan Pemkab yang telah menyediakan lahan hutan seluas 8.140 hektare sebagai tempat latihan prajurit, dan mengucurkan dana sebesar Rp9,6 miliar untuk karya bakti TNI untuk membuka dan melebarkan akses jalan di Kecamatan Silou Kahean dan Dolok Silou.

“Kepedulian Bupati untuk mewujudkan prajurit yang profesional sangat membanggakan,” ujarLetjend Moeldoko yang baru pertama kali melakukan perjalanan dinas pascadilantik sebagai Kasad TNI.

Kasad juga berpesan kepada prajurit di lokasi latihan untuk menjalin kerukunan dan keharmosian dengan masyarakat khususnya dalam upaya menjunjung adat budaya setempat, tidak sembarangan menebang pohon, mengotori sungai dan membuang sampah tapi juga ikut melestarikan lingkungan alam.

Ketika ditanya fasilitas sarana latihan di lokasi Simtra ini, Kasad menjelaskan pihaknya akan membuat perencanaan terlebih dahulu, membicarakan dengan petinggi TNI dan pemerintah. “Saya perkirakan empat atau lima tahun sudah ada,” ujar Letjend Moeldoko.

Bupati Simalungun memberitahukan pemkab telah menyiapkan keadministrasian penggunaan lahan hutan itu untuk sarana latihan TNI secara legal opini dan legal hukum. “Semua telah kita sampaikan ke pemerintah pusat dan disetujui Menteri Kehutanan. Tinggal menunggu rencana induk kegiatan latihan dari Kodam I Bukit Barisan,” sebut Bupati.

JR Saragih menandaskan Simtra ini merupakan kepentingan negara dan bangsa bukan untuk Bupati atau Pemerintah Kabupaten Simalungun. Selain itu perekonomian rakyat juga mulai meningkat ditandai dengan bukanya sejumlah kedai di pemukiman penduduk.

“Harapan kami kepada Pak Kasad, untuk pembangunan Kabupaten Simalungun yang lebih baik dan meningkat lagi, kami sangat mendambakan program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) tahun 2014 dilaksanakan di daerah kami,” ujar Bupati.

Kasad TNI dan rombongan didampingi Pangdam I BB Mayjend TNI paulus F Lodewijk, Danrem 022 PT Kolonel Inf Restu Widiyantoro MDA, Dan Rindam I BB Kolonel Inf teguh Arif Indratmoko, Dandim 0207 Simalungun Letkol Inf martin SM Turnip dan jajaran TNI, datang untuk meresmikan Simtra dan meninjau karya bakti TNI di Simalungun.


Wednesday, May 29, 2013

Kementrian Pertahanan Akui Pembelian 6 Oerlikon Skyshield



Jakarta, (IMP) -- Kementerian Pertahanan tak hanya membeli pesawat tempur untuk memperkuat pertahanan dirgantara Indonesia. Kementerian mengaku telah memesan perisai udara dari pabrik Rheinmetall Air Defence di Swiss. Alat utama sistem persenjataan bernama Oerlikon Skyshield itu berbentuk meriam yang terintegrasi dengan radar pangkalan udara.

"Kita pesan enam unit Oerlikon SkyShield, saat ini dalam proses produksi," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan, Laksamana Muda Rachmad Lubis, saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Mei 2013.

Enam unit meriam perisai udara itu dipesan Kementerian Pertahanan dengan harga US$ 202 juta. Namun, TNI AU mesti menunggu cukup lama sebelum menggunakan alutsista baru ini. Pasalnya, Oerlikon Skyshield baru bisa dikirim dari Swiss pada 2015. "Jadi bertahap. Pertama, empat unit tiba tahun 2015, dua unit lagi tiba tahun 2017," kata dia.

Sumber Tempo menyebutkan, Oerlikon Skyshield menggunakan meriam kembar berukuran amunisi 35 milimeter dan rudal anti-serangan udara jarak pendek. Kemampuan meriam memuntahkan 1.000 peluru dalam satu menit dianggap efektif menghancurkan ancaman pesawat tempur dan rudal musuh.

Kemampuan Oerlikon Skyshield semakin mumpuni jika menggunakan amunisi khusus buatan Rheinmetall bernama Advanced Hit Efficiency and Destruction (AHEAD). Jika ditembakkan, peluru ini mampu menyebar membentuk perisai, sehingga presisi tepat sasaran mencapai lebih dari 90 persen.


PT. DI Akan Mengerjakan Pesawat Pesanan Vietnam

Vietnam ternyata telah memesan lima CN-295 dari Airbus Military, namun kemudian dikurangi menjadi tiga (photo : Kaskus Militer)

NAY PYI TAY, (IMP) -- PT Dirgantara Indonesia berharap, pesanan Vietnam terhadap tiga unit pesawat jenis CN-295 dari Airbus Military, dapat dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia.


"Vietnam telah memesan lima unit CN-295 dari Airbus Military, namun belakangan dikurangi jadi tiga. Sampai sekarang pesanan itu belum dikerjakan oleh Airbus Military," kata Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia, Budiman Saleh, Selasa (28/5/2013) di Nay Pyi Taw, Myanmar.

Budiman menjadi salah satu anggota rombongan road show CN 295 yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke enam negara Asean.

Setelah kemarin di Vietnam, hari ini rombongan berada di Nay Pyi Taw, Myanmar.

Ketika bertemu dengan Sjafrie pada Senin (27/5/2013) di Hanoi, Vietnam, Menteri Pertahanan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh, menyatakan, negaranya membutuhkan pesawat terbang yang mampu menerjunkan pasukan, mengangkut pasukan, punya daya angkut maksimal 10 ton, dan memiliki pintu di bagian belakang.

Secara eksplisit, Phung Quang lalu menyatakan ketertarikannya dengan CN-295 yang memenuhi kualifikasi pesawat yang dibutuhkan negaranya tersebut.

Menurut Budiman, pengalihan produksi pesawat CN-295 pesanan Vietnam dari Airbus Military ke PT Dirgantara Indonesia amat dimungkinkan karena sudah ada kolaborasi antara Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia untuk memproduksi pesawat tersebut.

Indonesia juga ditunjuk sebagai main dealer pesawat itu untuk kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

Ada sejumlah keuntungan bagi Indonesia dan Vietnam jika pesawat itu diproduksi di PT Dirgantara Indonesia.

"Jika dibuat di Indonesia, 50 persen dari komponen pesawat tersebut, yaitu bagian sayap, dibuat di Indonesia. Untuk Vietnam, mereka juga akan dimudahkan dalam pemeliharaan karena kami punya pusat pemeliharaan CN-295 di Bandung. Jika ada kebutuhan suku cadang, hanya butuh waktu sekitar empat jam untuk mengirimkannya ke Vietnam," jelas Budiman.


Tuesday, May 28, 2013

Konflik Rohingya Meluas Jadi Genosida


Jakarta, (IMP) -- Konflik antaretnis yang terjadi antara suku Muslim Rohingya atau Arakan yang mendiami wilayah Rakhine, yang terus terjadi di wilayah Myanmar (Burma) diperkirakan telah meluas menjadi Genosida (pembantaian besar-besaran) tidak hanya pada salah satu etnis muslim saja.

Baru-baru ini, pusat lembaga advokasi hukum dan hak asasi manusia (HAM), PAHAM yang berada dibawah Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), dan memfokuskan sebagai pusat informasi dan advokasi Rohingya Arakan (PIARA) mengungkapkan, jumlah umat muslim di Myanmar turun sangat drastis dengan adanya konflik Rohingya yang terjadi di sana.

Direktur PAHAM, Heri Aryanto mengungkapkan, konflik yang terjadi disana sudah menyebar, yang menjadi sasaran serangan warga Myanmar dan kelompok radikal Budhis disana tidak lagi hanya orang Rohingya akan tetapi sudah menyebar ke semua komunitas muslim Burma yang mana mereka semua memiliki akar keturunan asli Myanmar, namun beragama Islam. 

Heri mengungkapkan temuannya ini dalam tulisan buku perjalanannya dan tim PIARA PAHAM pada akhir April 2013 lalu, dimana kondisi konflik di Rohingya itu sudah hampir menyerupai seperti kekerasan Hitler. "Ini operasi sistematis dari kelompok yang menamakan 969 yang melibatkan pemerintah Myanmar," ujar Heri kepada ROL, Sabtu (24/5). 

Di wilayah Rakhine sudah ada gerakan masif yang bernama Rohingya Elimination Group (Kelompok yang bertugas mengeliminasi etnis Rohingya) itu linier tugasnya dengan kelompok 969. "Kelompok 969 ini diketuai seorang, Wiratu Bihiksu Mandala," tuturnya. Dan saat ini konflik ini telah menyebar ke etnis muslim lain selain Rohingya, dan sudah menyebar ke wilayah Meikhtila dan Yangoon.

Kelompok 696 ini, papar dia, dibentuk untuk mengkounter kelompok Islam yang terus berkembang disana. Disana dikenal dengan kelompok 786 yang diistilahkan dengan simbol 'Bismillah' dalam huruf abjad myanmar. Beberapa aktivis HAM yang ke lokasi, kata dia, memang sudah menyimpulkan bahwa konflik Rohingya ini sudah bukan lagi antar etnis, akan tetapi sudah menyebar ke penyerangan terhadap agama yakni Islam.

Ia mengatakan, Muslim di Myanmar secara data, yang terdiri dari etnis Rohingya dan Muslim Burma setidaknya ada 5 juta jiwa. Akan tetapi di beberapa wilayah konflik jumlah ini turun drastis hanya tinggal beberapa ribu orang saja. "Saat ini diperkirakan tinggal 125 ribu saja," katanya. 

Dimana sebagian besar mereka sudah terkosentrasi hanya dipinggir pantai dan tempat pengungsian, "jadi hanya menunggu waktu untuk diusir atau dimusnahkan oleh kelompok warga non Rohingya."

Secara jujur Heri menyampaikan, warga Myanmar yang non-Muslim mereka takut Islam terus menyebar dan mengalahkan Budha sebagai mayoritas. Mereka tidak mau Myanmar terjadi seperti di Indonesia, dimana dahulu agama mereka jaya dan berganti dengan Islam. 

Karena ada fenomena baru sebelum meletusnya konflik Rohingya ini, dimana muslim hampir menguasai sisi ekonomi di Myanmar. Dan beberapa wanita Budha di Rohingya telah menikah dengan Muslim Myanmar dan berpindah agama.


Hari Ini di 1964 Organisasi Pembebasan Palestina Didirikan


(IMP) -- Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) adalah lembaga politik resmi bangsa Arab Palestina yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Lembaga ini terdiri atas sejumlah organisasi perlawanan (yang terpenting ialah Al Fatah), organisasi ahli hukum, mahasiswa, buruh dan guru.

Organisasi ini mengusahakan sebuah negara Palestina di antara Laut Tengah dan Yordania. Sejak didirikan, pada tahun 1969 hingga meninggal pada tahun 2004, Yasser Arafat merupakan ketua organisasi ini. Pemimpinnya kini adalah Mahmud Abbas.

PLO didirikan hari ini pada 1964, setelah didahului oleh langkah awal Yasser Arafat untuk menyatukan semua organisasi perlawanan Palestina di bawah satu wadah, Al Fatah, pada 1950-an. Di awal pendirian, PLO di bawah dukungan Arafat dengan Al Fatahnya, menyerang Israel secara terus menerus. Israel menjawab dengan secara rutin menyerang basis PLO di Lebanon. Tak jarang korban yang berjatuhan dari kalangan sipil serta perempuan dan anak-anak.

Organ utama lembaga ini ialah Komite Eksekutif, Komite Sentral serta Dewan Palestina. Terpenting dari antaranya ialah Komite Eksekutif, yang bertugas mengambil keputusan-keputusan politik. Dalam mengambil keputusan, organ ini menerima masukan serta nasihat dari Komite Sentral, yang hampir kesemua anggotanya diambil dari organisasi perlawanan dan tokoh-tokoh independen. Dewan Nasional Palestina, sebuah organisasi penting lainnya yang terdiri dari 500 anggota, merupakan juga Parlemen Palestina.

Atas kegigihannya menarik perhatian masyarakat internasional, pada tahun 1969 Arafat diangkat sebagai ketua PLO. Setelah menjadi ketua, Arafat mulai meninggalkan kegiatan penyerangan dengan senjata dan berusaha mendirikan sebuah pemerintahan di pengasingan. Beberapa langkah penting yang dilakukannya ialah berhasil membuat PLO memperoleh pengakuan Liga Arab sebagai satu-satunya organisasi bangsa Palestina tahun 1974. Juga pada November 1974, PLO merupakan satu-satunya organisasi nonpemerintah yang memperoleh kesempatan berbicara di depan Sidang Umum PBB. Satu langkah berikut yang dicapai ialah diperolehnya keanggotaan penuh PLO di dalam Liga Arab pada tahun 1976.


Vietnam Tertarik dengan Pesawat CN 295

Pesawat CN-295 (photo : Burmarrad)

Jakarta, (IMP) -- Menteri Pertahanan Vietnam, Jenderal Phung Quang Thanh, mengatakan bahwa Vietnam memerlukan pesawat sejenis CN 295 sesuai kebutuhannya setelah mempelajari seluk-beluk pesawat jenis itu yang diprodduksi PT Dirgantara Indonesia (DI).

Siaran pers KBRI Hanoi yang diterima Antara di Jakarta, Senin, menyebutkan Menhan Vietnam juga mengatakan pihaknya berencana mengirim delegasi Angkatan Udara Vietnam ke Indonesia untuk mempelajari industri penerbangan Indonesia dan menanyakan hal-hal yang lebih rinci mengenai pesawat CN 295 ketika Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan Jenderal Thanh.

Menhan Jenderal Thanh pada kesempatan itu juga mengatakan dia menghargai hubungan baik kedua negara, khususnya antara kedua militernya.

Wamenhan RI yang didampingi Dirut PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso dan sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan dan badan usaha milik negara itu melakukan kunjungan tiga hari ke Vietnam dalam rangka Road Show ke enam negara ASEAN untuk memperkenalkan pesawat CN 295.

Sjafrie beserta rombongan mendarat dengan menggunakan pesawat jenis itu di Ho Chi Minh City dari Bandar Seri Begawan pada 25 Mei dan meneruskan perjalanan ke Hanoi pada 26 Mei.

PT DI mengadakan Air Show pesawat CN 295 dan "Joy Flight" selama lebih kurang 45 menit pada Senin (27/5). Turut dalam program Joy Flight tersebut adalah wakil Panglima AU Vietnam beserta jajarannya, Dubes RI untuk Vietnam Mayerfas, Dubes Spanyol Fernando Curcio Ruigomez, Atase Pertahanan RI Kolonel Susilo Adi Purwantoro dan direksi PT DI.

Pada pertemuan terpisah, Wakil Panglima AU Vietnam Mayor Jenderal Nguyen Kim Khach mengatakan bahwa Vietnam telah menjajaki untuk memiliki pesawat sejenis CN 295. Dia mengatakan dirinya telah mencoba pesawat tersebut di Spanyol.

Dengan dirakitnya pesawat CN 295 di Indonesia, akan lebih baik bagi Vietnam mengingat pelayanan purna jual dapat dilakukan oleh Indonesia, yang berjarak lebih dekat dengan Vietnam, katanya.

Wamenhan RI menyambut baik rencana kunjungan delegasi Vietnam ke Indonesia guna melihat dari dekat produdksi pesawat PT DI dan industri pertahanan Indonesia lain. 


Test Flight Dua Pesawat Tempur Sukhoi Berjalan Sukses


(IMP) -- Test Flight dua Pesawat Tempur Sukhoi SU-30 MK2 yang dilaksanakan selama satu hari , Senin (27/5) dengan Pilot Alexander dan Sergey, yang sebelumnya menjalani perakitan di Skadron Teknik 044 oleh Tim Teknisi dari Rusia yang dibantu Teknisi dari Skadron Teknik 044 berjalan lancar dan sukses.

Pelaksanaan test flight dua Pesawat Tempur Sukhoi pesawat tempur SU-30 MK2 buatan KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia yang tiba di Lanud Sultan Hasanuddin beberapa hari yang lalu, diawali dengan pelaksanaan briefing penerbangan yang dihadiri Kadisops Kolonel Pnb Widyargo Ikoputra.S.E mewakili Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Barhim, Pilot Test Flight dari Rusia, Pejabat Skadron Udara 11 serta Petugas PLLU dan Meteo Lanud Sultan Hasanuddin.

Test Flight pesawat tempur canggih yang kurang lebih dua jam dimulai pada pukul 09.00 Wita dilaksanakan di atas udara Lanud Sultan Hasanuddin dan sekitarnya dengan melaksanakan berbagai manuver diudara tersebut disaksikan langsung oleh Para Kepala Dinas serta Pejabat Staf Lanud Sultan Hasanuddin berjalan lancar dan sukses.


Monday, May 27, 2013

Peluncur Rudal Jarak Jauh Bikin AU Iran Tambah Pede


(IMP) -- Pasukan Angkatan Udara Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah dilengkapi dengan peluncur rudal jarak jauh dari permukaan ke permukaan. Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi dalam sebuah acara Ahad (26/5) mengatakan bahwa peluncur rudal tersebut dikembangkan secara kolektif oleh Kementerian Pertahanan Iran dan Divisi Angkatan Udara IRGC.

Vahidi lebih lanjut menyatakan bahwa kekuatan rudal Republik Islam hanya bersifat defensif dan digunakan untuk menjaga perdamaian dan dalam rangka pencegahan. "Sekarang, Kementerian Pertahanan, dengan menggunakan strategi kunci kepercayaan diri, kerja keras dan kemandirian, telah merancang dan memproduksi berbagai jenis senjata dan sistem militer di ruang angkasa, laut, udara, darat, serta bidang elektronik dan optik," kata Vahidi.

"Iran tidak ingin berperang dengan negara manapun dan tidak akan menjadi penyulut perang atau konflik, tetapi juga tidak akan mengizinkan segala bentuk agresi atau aksi konfrontatif [terhadap negara itu]," tambah Menhan Iran.

Ditegaskannya, Republik Islam akan memberikan balasan destruktif terhadap segala agresi musuh, yang akan membuat mereka menyesali tindakan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran mengukir prestasi penting di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan dan sistem militer penting.


Liku-Liku BPPT Wujudkan Pesawat Udara Tanpa Awak (UAV) Masuk Pasar Komersial


Bandung, (IMP) -- Tanggal 29 April 2013 merupakan hari bersejarah bagi proses penciptaan PUNA. Sebab, mulai tanggal itu, BPPT menyatakan kesiapannya untuk memproduksi pesawat tanpa awak tersebut secara komersial. Mereka siap menerima pemesanan dari pihak luar. 

Rilis PUNA yang diberi nama Wulung itu dilakukan oleh Kementerian Pertahanan bersama PT Dirgantara Indonesia (DI) sebagai pelaksana produksinya.

Para penggawa tim produksi PUNA Wulung pun bersorak kegirangan menyambut babak baru industri kedirgantaraan Indonesia itu. Wajah kurang tidur para pemuda dan profesor senior pun seketika berubah ceria usai penandatanganan kerja sama komersialisasi PUNA.

Sembari memandangi pesawat dengan warna dominan biru laut yang sedang dipamerkan itu senyum cerah terus menghiasi raut wajah penuh kelegaan mereka.

Bagi tim PUNA Wulung, Inilah salah satu impian para ilmuwan BPPT, menghasilkan produk teknologi tinggi yang bisa dikomersialkan. Meski belum secanggih pesawat tak berawak bikinan negara maju, optimisme tetap membuncah.

Sekitar 50 orang anggota tim pengembang PUNA Wulung menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan pesawat itu agar lebih canggih. Dengan harapan, pesawat itu akan digunakan untuk kepentingan militer Indonesia dan menjadi bagian alutista asli bikinan anak negeri.

Para anggota tim PUNA Wulung memang pantas berbangga. Hasil pengembangan bertahun-tahun mampu menghasilkan pesawat nir awak yang cocok untuk kondisi geografis Indonesia. Kami tidak bisa melupakan jasa almarhum Prof Said,” ujar Kepala Program PUNA Joko Purwono.

Pengembangan PUNA di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Prof Said Djauharsyah Jenie. Mantan Kepala BPPT itu merupakan perintis teknologi PUNA. Pada 1998, Said yang bermimpi Indonesia memiliki pesawat intai tak berawak mulai merekayasa teknologi dirgantara yang merupakan bidang keilmuannya.

Sayang, karena berbagai keterbatasan di BPPT kala itu, dia memutuskan menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan PUNA. Krisis ekonomi dan kondisi politik pascareformasi sempat membuat proyek tersebut mandek. Akhirnya pada 2004 pengembangan PUNA dilakukan lagi.

Selama dua tahun, Said dan timnya fokus mengembangkan struktur ringan. Sejumlah uji coba pun dilakukan dan berakhir dengan kegagalan. Setelah ditelusuri, penyebabnya adalah bobot pesawat yang terlalu berat. Setidaknya ada dua prototipe pesawat yang gagal diuji coba meski berkali-kali dilakukan penyesuaian.

Rupanya, para ilmuwan pengembang PUNA yang berlatar belakang ilmuwan PT DI menyamakan struktur pesawat tersebut dengan pesawat komersial. Tidak heran beratnya berlebih dan gagal diterbangkan.

Mereka pun kembali berkutat di bengkel pembuatan pesawat tersebut, dan berhasil menciptakan prototipe ketiga yang mampu terbang.

Setelah menjadi kepala BPPT pada 2006, pucuk pimpinan program PUNA pun diserahkan kepada Joko. Dia mulai mengembangkan PUNA dalam hal konfigurasi. Selain itu, Joko menyetop pengembangan oleh swasta. Dia merekrut para sarjana dari berbagai universitas untuk mengembangkan PUNA.

Para sarjana fresh graduate itu tidak hanya berasal dari satu atau dua bidang teknik. Berbagai macam disiplin ilmu digabungkan dalam tim yang terdiri dari kombinasi para profesor dan para pemuda lulusan anyar yang terbilang masih ’’hijau” itu. bahkan, alumnus seni rupa pun menjadi bagian dari tim PUNA.

Anak-anak muda itu dilatih bahasa pemrograman, dan setelah mahir mereka diberi software sesuai disiplin ilmu masing-masing.

’’Mustahil PUNA dibuat oleh ahli di satu ilmu saja, semisal termodinamika,’’ tutur Joko. Setidaknya tim PUNA dibagi dalam tujuh kelompok yang memegang peranan penting. Mulai kelompok aircraft, avionic, hingga kelompok yang khusus menangani termodinamika. Berbagai rangkaian uji coba dan evaluasi pun dilakukan.

Masa-masa uji coba merupakan saat paling krusial. Para penggawa tim PUNA jarang tidur menjelang hari H. Mereka harus memastikan bagian sekecil apapun tidak ada yang cacat dan terlewatkan, dan pesawat dibuat sesuai prosedur dan cetak biru yang telah ditelurkan Prof Said.

Meninggalnya Said pada 2007 membuat tim PUNA terguncang. Mereka sempat menjadi anak ayam yang kehilangan induknya. Apalagi, kala itu dukungan pemerintah terhadap pengembangan PUNA masih belum 100 persen.

Mereka harus mengembangkan pesawat dengan kemampuan finansial yang terbatas. Rasa pesimistis mulai menjalari tim tersebut.

Untungnya, para pemuda itu cepat bangkit. Mereka kembali kepada jalan yang benar, dan mengembangkan PUNA hingga benar-benar laik terbang. Tidak hanya itu saja, Joko juga mulai memberikan materi komersialisasi teknologi agar hasil karya tersebut tidak sia-sia setelah berhasil terbang dengan sempurna.

Sejak tahun 2009, tim PUNA mulai mengembangkan segmentasi kebutuhan pasar. Dari situ, didapati jika dulunya Prof Said berkeinginan melayani kebutuhan TNI AU untuk mengawasi wilayah perbatasan.

Selain itu, teridentifikasi pula kebutuhan untuk mengawasi wilayah Indonesia yang rawan pembalakan liar dan kebutuhan akan hujan buatan.

Dari situ, rancangan PUNA terus disempurnakan hingga akhirnya menarik perhatian Balitbang TNI. Balitbang pun ikut serta dalam pengembangan PUNA, dan lahirlah Wulung. Spesifikasi pesawat tersebut dianggap cukup sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

Dengan bobot 60 kilogram dan bentang sayap 6,34 meter, PUNA Wulung memiliki jarak jelajah 200 kilometer di ketinggian 12 ribu kaki. Pesawat itulah yang pada 29 April lalu dinyatakan siap untuk dikomersialisasi melalui PT DI.

Meski begitu, saat ini tim PUNA Wulung sedang mengembangkan lagi pesawat tersebut. ’’Pesawat ini sekarang masih memiliki kemampuan 3,5 gravitasi. Kami sedang kembangkan agar memiliki kemampuan 7 gravitasi agar mampu menahan beban ratusan kilogram,’’ lanjut pria 58 tahun itu.

Potensi PUNA Wulung saat ini masih ada di level dua. Umumnya, pesawat militer tak berawak milik negara maju sudah ada di level tiga. Level tertinggi atau level empat yang mampu dicapai saat ini adalah kemampuan jelajah di atas 70 ribu kaki.

Menurut Joko, dengan potensi di level dua saat ini, PUNA Wulung sudah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara. Terutama, dalam hal pengawasan illegal logging dan pembentukan hujan buatan. Justru jika ketinggian jelajahnya terlalu tinggi, dikhawatirkan wilayah Indonesia tidak bisa terekam sempurna akibat tertutup awan.

Joko menambahkan, dengan adanya PUNA, fungsi pengawasan oleh kapal dan pesawat berawak TNI AU bisa lebih efisien. PUNA bisa menggantikan biaya tinggi akibat pengawasan di wilayah perbatasan. ’’Dari satu kapal induk, PUNA bisa mengawasi lebih jauh namun dengan biaya lebih efisien,’’ tambahnya.


Saturday, May 25, 2013

TNI Pesan Alutsista Baru

Laksamana TNI Agus Suhartono (ANTARAFOTO/Fanny Octavianus)

Surabaya, (IMP) -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) memesan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) baru yang rencananya akan diperkenalkan ke publik bersamaan dengan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI pada 5 Oktober 2014.

"Kami jadwalkan pada awal tahun depan sudah ada dan ditampilkan pada HUT TNI di Mako Armatim Surabaya," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono kepada wartawan usai menutup Latgab TNI 2013 di Dermaga Madura, Ujung, Komplek Mako Armatim Surabaya, Jumat.

Sejumlah alutsista atau alat-alat perang baru yang akan dimiliki antara lain Pesawat F-16, Tank Battle Mac, Pesawat dan Kapal "Landing Ship Tank" (LST) dari PT. PAL, serta Kapal Fregat (Inggris).

"Di samping menambah pesawat tempur, kami juga akan menambah pesawat jenis Hercules. Sehingga, penerjun bisa menggunakan 14 pesawat sekaligus, dari biasanya yang hanya 10 pesawat," kata dia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu juga mengungkapkan, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap peralatan baru sebelum digunakan. Di samping itu, lanjut dia, juga akan dilakukan evaluasi menyeluruh.

Agus Suhartono mengatakan, penambahan peralatan perang baru ini disesuaikan dengan kekuatan pokok minimal dan akan terus dikembangkan.


Friday, May 24, 2013

Lembaga PBB Rilis Peta Palestina Tanpa Keberadaan Israel


RAMALLAH, (IMP) -- Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus bantuan kemanusiaan (UNRWA) merilis sebuah peta Palestina yang baru. Dalam peta itu, menunjukkan seluruh wilayah Israel dinyatakan sebagai wilayah Palestina.

Sontak peta ini mendapat tentangan dari Israel. Munculnya peta itu membuat UNRWA dituduh telah mendukung sentimen anti-Israel. Foto UNRWA merilis peta itu disebarkan oleh organisasi Palestinian Media Watch (PMW).

Foto peta yang disebarkan oleh PWA itu menunjukkan seluruh wilayah Israel dan wilayah yang dikendalikan oleh Otoritas Palestina sebagai satu negara. Peta juga disertakan dengan bendera PLO dan bertuliskan "Arab Palestine". Kota-kota yang termasuk dalam negara Palestina antara lain, Yerusalem, Yafo (Jaffa), Haifa dan Be'er Sheva.

Menurut website resmi UNRWA, foto dari peta itu diambil dalam sebuan acara UNRWA yang dihadiri oleh pejabat tinggi Palestina dan Lebanon. Namun juru UNRWA Christopher Gunnes menolak laporan dari PMW itu. 

Meski mengakui bahwa foto itu adalah nyata, Gunner menolak anggapan bahwa UNRWA telah menghapus Israel dari peta tersebut. "Peta yang dimaksud adalah sebuah peta yang menunjukkan wilayah Palestina sebelum 1948. Jadi tuduhan yang diarahkan adalah palsu," ujar Gunnes, seperti dikutip Israel Nation News, Rabu (22/5/2013).

Tetapi pembelaan dari Gunnes dibantah oleh pihak PMW. Menurut mereka pembelaan bahwa peta itu berdasarkan pada peta 1948 adalah pembelaan tidak berdasar. 

"Pada peta yang kami sebarkan jelas sekali bendera yang dicantumkan adalah bendera PLO bukan bendera Inggris," tegas pihak PMW.

Hingga saat ini tidak diketahui kebenaran dari peta tersebut. Media Israel justru menuduh bahwa kelompok PMW adalah kelompok yang tidak bisa dipercaya, karena sebelumnya PMW pernah pula menggunakan nama UNRWA demi mendukung perjuangan Palestina.


Empat Pesawat Latih Grob Siap Dikirim ke Indonesia


(IMP) -- Empat unit pesawat latih Grob G 120TP buatan pabrik Grob, Jerman telah siap dikirim ke Indonesia. Keempat pesawat yang telah diberi warna dan registrasi TNI AU tersebut, diluncurkan (Rolled Out) di pabrik pesawat Grob di Tussenhausen,Mattsies, Jerman, Rabu (22/5/2013), pukul 10.00 waktu setempat.

Upacara Roll Out pesawat Grob G 120TP dilaksanakan oleh CEO Grob, André Hiebeler dan disaksikan oleh rombongan delegasi Indonesia dipimpin Kabaranahan Kementerian Pertahanan RI Laksda TNI Rachmad Ir. Rachmad Lubis. Duta Besar RI untuk Republik Federasi Jerman Dr. Eddy Pratomo dan Atase Pertahanan RI Kolonel Pnb Syamsul Rizal turut menghadiri seremonial ini. Sementara dari pihak TNI AU sebagai pengguna pesawat ini diwakili oleh Asops KSAU Marsda TNI Bagus Puruhito, Aslog KSAU Marsda TNI Ida Bagus Anom Manuaba, Dankodikau Marsda TNI M. Nurullah, serta Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus Munandar.


Keempat pesawat Latih Dasar (LD) dengan registrasi LD-1201, LD-1202, LD-1203, dan LD-04 tersebut selanjutnya akan dikirim ke Indonesia menggunakan kapal laut dan akan tiba di Indoensia sekitar pertengahan atau akhir Juli 2013. Pesawat Grob G 120TP dibeli Pemerintah Indonesia untuk digunakan TNI AU sebagai pengganti pesawat Latih Mula (LM) AS-202 Bravo dan pesawat Latih Dasar (LD) T-34C yang telah digunakan selama lebih 30 tahun. Indonesia membeli 18 unit pesawat ini sekaligus menjadikannya sebagai launch customer. Ke-18 pesawat dijadwalkan pengirimannya akan selesai tahun depan.


Angkasa yang turut dalam rombongan sempat diberi kesempatan untuk terbang sekitar 15 menit dan mencicipi beberapa manuver menggunakan pesawat serupa milik Grob bersama Chief Test Pilot Ulrich Schell. 


(Angkasa/Roni S)

Korea Selatan Siap Operasikan Helikopter Buatannya


SEOUL, (IMP) -- Korea Selatan (Korsel) kini siap mengoperasikan helikopter buatannya sendiri yang bernama Surion. Helikopter itu akan menggantikan Helikopter UH-1Hs setelah menjalani proses pengembangan selama enam tahun.

Industri Kedirgantaraan Korea (KAI) mengembangkan 10 Helikoter Utilitas (KUH-1) bersama Perusahaan Pertahanan Aeronautika dan Luar Angkasa Eropa. Pengembangan itu dilakukan bersamaan dengan pengembangan Eurocopter. Saat ini, helikopter tersebut sudah siap dioperasikan oleh pasukan Korsel.

Keberhasilan perakitan pesawat itu menjadikan Korsel sebagai negara ke-11 yang sanggup membangun helikopter. Negeri Ginseng itu sekaligus mendapatkan peringkat enam dalam hal kekuatan helikopter serbu.

Dalam bahasa Korea, "Surion" berarti lincah dan sempurna. Prototipe pertama dari Helikopter Surion diuji coba pada 2010 sebelum akhirnya diproduksi dengan skala besar pada 2012. Helikopter itu akan menggantikan helikopter UH-1H buatan Amerika Serikat (AS) dan 500MD yang sudah uzur.

Surion sukses diuji coba terbang di saat cuaca dingin. Uji coba itu berlangsung di Alaska pada Desember dan Februari lalu. Selama 2.700 jam terbang, Surion dinyatakan bebas dari kecelakaan dan gangguan mesin. 

Presiden Park Geun-Hye dan Menteri Pertahanan Kim Kwan-Jim menghadiri upacara peresmian helikopter itu di Kota Nonsan, Provinsi Chungcheong Selatan. Dalam prosesi bersejarah itu itu, Park berpidato dan menyinggung masalah perkembangan di Semenanjung Korea. 

"Ketika saya mengunjungi AS, saya dan Presiden Barack Obama menegaskan, kami akan menindak tegas seluruh provokasi dari Korea Utara (Korut), namun kami tetap membuka pintu untuk dialog," ujar Park, seperti dikutip Yonhap, Rabu (22/5/2013).


New Navy Choppers to be Delivered December

AW109 Power, naval helicopter (photo : firenews)

FORT SAN FELIPE, Cavite City. (IMP) -- The Navy is expected to receive this December three new helicopters that are seen to boost its maritime security capabilities.

Navy chief Vice Adm. Jose Luis Alano said the three helicopters would constitute the first batch of air assets to be delivered by the supplier AugustaWestland S.P.A.

The government is acquiring a total five AW 109 Power helicopters from the Anglo-Italian firm for P1.3 billion.

“We are looking at the acquisition of naval helicopters. The initial batch will be arriving by December this year,” Alano said on the sidelines of the Navy’s anniversary celebration here.


In its website, AugustaWestland described the AW 109 as “a versatile aircraft that offers the highest level of benefits for government and military markets, combining optimum performance with cost-effectiveness.”

The helicopters can be used for maritime security, search and rescue and surface surveillance, among other operations.

The government and AugustaWestland signed the contract for the acquisition of the helicopters last December.

In a recent statement, Vincenzo Alaimo, AgustaWestland’s head of regional sales for Southeast Asia, said the AW 109 would “provide the Philippine Navy with an enhanced maritime operational capability.”

Meanwhile, Alano said they are looking forward to the arrival of a warship they acquired from United States (US) this August.

Alano said the acquisition of the BRP Ramon Alcaraz would provide them with the added capability to enforce Philippine maritime laws.

Officials previously expected the ship to arrive last January but the schedule was pushed back due to the need for repairs and personnel training. The government spent more than P600 million to acquire the vessel.

BRP Alcaraz was acquired from the US Coast Guard and was largely used for law enforcement, drug and migrant interdiction and search and rescue.

BRP Alcaraz can accommodate up to 180 personnel and was named after Commodore Ramon Alcaraz, a Navy officer who commanded a patrol boat during World War II.

It is the second vessel acquired by the Philippines from the US, the first one being BRP Gregorio del Pilar, which was commissioned in December 2011.


Letjen TNI Moeldoko Jabat Kasad Baru

Letnan Jenderal TNI Moeldoko (kiri), Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E (tengah), dan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kanan).

(IMP) -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) pada acara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), dari pejabat lama Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo kepada penggantinya Letnan Jenderal TNI Moeldoko, di lapangan Upacara Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Kamis (23/5). 

Letnan Jenderal TNI Moeldoko sebelumnya menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), sedangkan Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo memasuki masa pensiun.


Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan, TNI AD sebagai kekuatan inti pertahanan Matra Darat bagi sebuah Negara Kepulauan, sejatinya mengemban kodrat yang berbeda dengan Negara Kontinen. Perbedaan yang signifikan adalah TNI AD harus menyadari dan memiliki naluri kebaharian.TNI AD kita unik, karena ruang lingkup operasinya berupa pulau-pulau yang dikelilingi oleh laut dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Untuk itu, seiring dengan melajunya masa, TNI AD senantiasa dituntut untuk dapat menghadirkan visi penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara wilayah darat secara tepat, dan memiliki kedalaman daya pandang terhadap kecenderungan perkembangan tantangan, guna mampu mengemban dwi misi, yakni tugas OMP dan tugas OMSP yang diembankan Negara. Dengan bahasa lain bahwa profesionalisme prajurit TNI AD, yang didukung oleh komprehensifitas kebijakan dan strategi militer nasional, merupakan keniscayaan yang tidak dapat ditawar agar mampu mengantisipasi dan mengatasi setiap tantangan tugas yang dihadapi.


Konsep Trimatra Terpadu dan dalam konteksMinimum Essential Force TNI, Panglima TNI bangga dan apresiasi atas dedikasi Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, dalam merintis jalan menuju penguatan kapasitas dan kapabilitas TNI AD, seperti yang diharapkan. 

Langkah-langkah modernisasi Alutsista yang ditempuh bagi satuan di jajaran TNI AD, termasuk Alutsista Main Battle TankLeopard dan Mistral serta Startreck untuk kepentingan pertahanan udara, serta penguatan mobilitas udara dengan Helikopter serang dan serbu, merupakan upaya besar yang telah dilakukan bagi penguatan kapasitas dan kapabilitas TNI AD dalam konteks dan koridor membangunMinimum Essential Force TNI. Rintisan ini dapat diteruskan oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Moeldoko dengan senantiasa melakukan penyempurnaan manajemen sumber daya secara kreatif, inovatif, tepat, terarah, dan berkesinambungan.


Pengembangan sumber daya manusia harus menjadi prioritas, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat dalam rangka pembinaan yang berkelanjutan sesuai Pokok-Pokok Kebijakan Panglima TNI Tahun 2013. 

Dalam konteks ini pula, sektor pendidikan dan pemenuhan kebutuhan Tour Of Duty dan TourOf Area menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan kemampuan Human Capital, sehingga akumulasi peningkatan SDM TNI AD akan meningkat secara inkremental, bukan bertambah secara alokatif, tetapi bertambah secara kualitas, sehingga menjadi sumber daya strategis berbasis pengetahuan Knowledge Based Resources, yang mencakup ketrampilan dan kemampuan olah keprajuritan, serta memiliki kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pada gilirannya akan dapat memupuk sumber daya sosial, yang amat diperlukan dalam membentuk jaringan kerja yang harmonis dan sinergis, baik dalam konteks internal maupun eksternal organisasi.


(TNI)

Tuesday, May 21, 2013

Alutsista dari Jerman Berlabel "Leopard RI"

Tank Leopard buatan Jerman (fineartamerika.com)

Jakarta, (IMP) -- Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan dalam waktu dekat pesanan Tank Leopard dari Jerman akan datang. Tank tersebut sudah dimodifikasi dan nantinya akan berlabel "Leopard RI". 

Leopard itu sudah dimodifikasi dan itu akan terpakai untuk daerah tropis. Karena itu namanya Leopard RI karena sudah di adjusted yang bisa dipakai didaerah tropis,” katanya, Selasa (21/5). 

Tadinya, pemerintah hanya akan mendapatkan 44 Tank Leopard. Tetapi, ia merasa cukup beruntung karena dengan anggaran 44 tank baru, Indonesia justru bisa mendapatkan sekitar 160 Tank. “Tadinya, dengan uang yang sama, kita hitung hanya dapat 44 brand new (tank). Tapi dengan uang yang sama kita bisa mendapatkan 100 main battle tank terus kita dapat lagi sekitar 50 medium battle tank,” katanya. 

Meski bekas, ia menegaskan alutsista tersebut tetap bisa digunakan dan bahkan sudah cocok dengan kondisi NKRI. Menurutnya, hal tersebut justru lebih menguntungkan. 

Untuk diketahui, hal yang sama juga pernah terjadi pada saat pembelian pesawat F16 dari Amerika Serikat. Indonesia pada awalnya akan membeli pesawat baru sebanyak enam pesawat. Tapi dengan F-16 yang tidak baru, namun masih bisa digunakan dan dimodifikasi, Indonesia bisa mendapatkan lebih dari enam unit.


AS Akui Pesawat Militernya Langgar Wilayah Udara Indonesia


Jakarta, (IMP) -- Amerika Serikat mengakui kesalahan pesawat militer Dornier seri 328 miliknya yang melintasi wilayah udara zona terbang Indonesia dan mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.

"Kesalahan mendaratnya pesawat itu ada di pihak kami," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel saat mendampingi Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman bertemu sejumlah mahasiswa di Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta, Selasa.

Pesawat itu berangkat dari Maladewa menuju Singapura tapi terpaksa mendarat di kawasan Indonesia karena mengalami kekurangan bahan bakar pada Senin (21/5) pukul 14.00 WIB.

Marciel menerangkan awak pesawat Dornier 328 semula menduga jika izin terbang di kawasan Indonesia masih berlaku tapi kenyataannya telah kedaluwarsa.

Pesawat militer itu sejatinya dalam perjalanan dari Maladewa menuju Singapura, namun di tengah perjalanan bahan bakar pesawat menipis dan terpaksa mendarat darurat di teritorial Indonesia.

Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda Kolonel Pnb Supri Abu di Aceh Besar mengatakan pesawat militer AS itu melintasi wilayah udara Indonesia dan terlacak radar saat berada di udara Lhokseumawe. "Kami tidak perlu susah-susah menerbangkan pesawat kami untuk menggiring mereka mendarat. Karena mereka sendiri yang meminta izin kami supaya bisa mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda," kata dia.

Dia mengatakan setiap pesawat militer luar negeri yang melintas di kawasan udara Indonesia harus memiliki dua izin, yakni dari kementerian luar negeri dan Mabes TNI, namun pesawat militer AS tersebut tidak memiliki kedua izin tersebut.

Pesawat Dornier 328 bernomor lambung lambung 13075 itu ditumpangi lima awak yang terdiri dari tiga orang militer dan dua sipil.


Production of Tarantula 6x6 has been Completed

Tarantula 6x6 with 90mm gun (photo : Doosan)


A heavy armored wheeled vehicle (6X6) built with our own technology will be exported to Indonesia.

(DS/IMP) -- Doosan DST signed a heavy armored wheeled vehicle contract in 2009 with the Indonesian army and commenced production of these vehicles in November 2011. After carrying out operational tests along with firing and field maneuvering tests starting in early 2012, Doosan DST announced on 5 May that the production of its 6X6 heavy armored wheeled vehicle has been completed in early May 2013.

Prior to this announcement, DAPA officials, Indonesian inspectors, and affiliated companies held a roll-out ceremony on 2 May for the heavy armored wheeled vehicle (name for the Indonesian army: Tarantula 6X6) that will be delivered to the Indonesian army.

The number of heavy armored wheeled vehicles that will be delivered to the Indonesian army. Doosan DST is responsible for manufacturing the armored vehicle and assembling the turret. Also, an Indonesian arms factory will assemble SKD-type armored vehicles on site in Indonesia.

The 6X6 heavy armored wheeled vehicles that will be delivered until the end of the year are 18 tons in weight and can hold 3 crew (driver, tank commander, gunner). Its top speed on ground is 100km per hour and can reach speeds up to 8km in the water.

The heavy armored wheeled vehicles that will be exported have been manufactured tailored to the Indonesian terrain and thus is lighter and can be operated in the water. Also, by arming these vehicles with a 90mm main gun and a 7.62mm machine gun, these vehicles possess the fire power capable of attacking dense enemy units as well as enemy tanks. At the same time, they are known as combat armored vehicles that can be operated for guerilla search and destroy operations.

Doosan DST also exported the K200A1 tracked armored vehicle to Malaysia for the first time in ROK history in 1993.


PT. DI Siapkan Tiga CN235 untuk AL dan AU


(IMP) -- PT Dirgantara Indonesia (DI)tahun ini kembali mendapatkan tiga proyek pesawat CN235 untuk TNI Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara.Ketiga pesawat itu ditargetkan bisa rampung dan dikirimkan pada tahun 2015 atau 2016.

“Satu pesawat untuk Angkatan Udara dan dua untuk Angkatan Laut untuk patroli maritim,” ujar Direktur Pengembangan Teknologi Engineering PT Dirgantara Indonesia (Persero) Andi Alisjahbana di Jakarta, Minggu (19/5).

Nilai kontrak ketiga pesawat disebutkan tidak sampai Rp 1 triliun. Pada tahun ini PT DI juga akan mengirimkan dua atau tiga pesawat jenis yang sama juga untuk TNI Angkatan Laut yang merupakan kontrak multi years pada tahun 2011. 

Target perusahaan kata dia setidaknya melakukan penjualan atau kontrak senilai Rp 3 triliun setiap tahunnya. Pada tahun 2012, perusahaan mendapatkan keuntungan sedikit lebih besar bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Diharapkan tahun ini perusahaan tersebut juga mengalami peningkatan pendapatan. 

Dia menambahkan bahwa PT DI juga berfokus untuk menyelesaikan proyek pesanan pembuatan pesawat yang masih backlog sekitar Rp 8 triliun sampai 2015 mendatang.Proyek tersebut tidak hanya dari konsumen dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.

Selain berfokus untuk memproduksi pesawat dan helicopter, PT DI juga mengembangkan perawatan pesawat atau Maintenance Repair Overhaul (MRO) melalui Divisi Aircraft Services (ACS). ACS ditargetkan tidak hanya mampu memberikan MRO pesawat buatan PT DI tetapi juga produksi perusahaan lain. Pasar MRO Indonesia saat ini dikatakan sangat besar dan berpotensi untuk terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah pesawat.Namun, sayang lebih banyak maskapai yang memilih ke luar negeri untuk melakukan MRO.

“Airlines Rp 8 sampai 9 triliun tiap tahun. Dari jumlah itu diambil oleh dalam negeri yaitu GMF AeroAsia dan kami ada Rp 3 triliun.Jadi kita mesti berusaha menangkap pasar itu. Hanya kendalanya investasi, penambahan kemampuan karena mesti menguasai teknologi,” paparnya.

Belum semua aspek dalam MRO bisa dikuasai oleh pihaknya kata Andi.Misalnya landing gear yang harus dikirim ke luar negeri. “Kita lagi belajar mendapatkan kualifikasi.Kalau belum mendapatkan kualifikasi, training ya belum bisa,” imbuhnya.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...