(Foto : US Air Force grafis)
(Artileri/IMP) -- Sebuah pesawat tak berawak militer AS telah terbang dengan kecepatan melebihi lima kali kecepatan suara saat uji coba. Pesawat tak berawak yang dikenal dengan X-51A Waverider itu, mencapai kecepatan 5,1 mach (6.247 km/jam) saat uji coba terbang di atas Samudera Pasifik, Rabu, 1 Mei 2013, melakukan perjalanan lebih dari 230 mil laut (426 km) hanya dalam waktu enam menit, Angkatan Udara AS mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya, Jumat, 3 Mei 2013.
Pesawat cruiser ini dibawa dengan diselipkan di bawah sayap pesawat pembom B-52 Stratofortress, lalu dilepaskan pada ketinggian sekitar 15,24 km, selanjutnya roket pendorong mendorong pesawat hingga mencapai kecepatan 4,8 mach hanya dalam waktu 26 detik. Ramjet supersonik kemudian mendorong pesawat itu untuk mencapai kecepatan 5,1 mach pada ketinggian 18,2 km sebelum akhirnya terjun (jatuh) ke laut seperti yang direncanakan.
X-51A Waverider adalah pesawat tak berawak otonom bertenaga hipersonik yang dirancang untuk diluncurkan dari pesawat pembom B-52. -Setiap kecepatan di atas 5 mach, umumnya disebut sebagai hipersonik -
Uji coba yang terakhir ini merupakan yang terjauh, dari total empat uji coba penerbangan pesawat ini. Angkatan Udara AS menilai uji coba kali ini sangat memuaskan dan sebagai prestasi kunci dalam memajukan teknologi untuk menghadirkan senjata serang berkecepatan tinggi di masa depan.
X-51A Waverider yangmelekat di sayap B-52 sebelum diluncurkan
(Foto : U.S. Air Force photo/Mike Cassidy)
Program X-51A Waverider merupakan upaya kolaborasi antara Laboratorium Penelitian Angkatan Udara AS dan DARPA, dengan mitra industri Boeing dan Pratt & Whitney Rocketdyne, serta dukungan dari NASA. Pengelolaan program dilakukan di Pangkalan Udara Wright-Patterson, Ohio.
Pesawat ini menggunakan bahan bakar JP-7 jet. Bahan bakar JP-7 jet pernah digunakan oleh SR-71 Blackbird. Bahan baku utama pembuatan X-51 masih menggunakan bahan standar kedirgantaraan yaitu alumunium, baja, inconel dan titanium. Sedikit komposit karbon juga diterapkan pada sirip pesawat ini. Untuk perlindungan dari panas, pesawat tak berawak ini menggunakan sistem proteksi panas silica-based yang dirancang oleh Boeing, mirip yang digunakan NASA. Total, sudah empat X-51A yang dibuat untuk Angkatan Udara AS.
Program X-51A adalah demonstrator teknologi dan tidak dirancang sebagai prototipe untuk suatu sistem senjata. Artinya X-51A dirancang sebagi pembuka jalan bagi pengembangan teknologi senjata hipersonik di masa depan. Karena scramjet bisa membakar oksigen atmosfer, pesawat ini tidak perlu membawa tanki bahan bakar yang besar yang mengandung oksidator seperti halnya roket-roket konvensional.
Para pejabat Angkatan Udara AS menilai bahwa program X-51A dapat menjadi landasan pengetahuan yang dibutuhkan guna mengembangkan taktik perubahan teknologi yang dibutuhkan di masa depan untuk ruang udara dan aplikasi senjata hipersonik. Misalnya, kecepatan hipersonik untuk perjalanan 600 mil laut dalam 10 menit akan sangat memberikan keuntungan dalam melibatkan target jarak jauh dengan cepat.
( Foto : U.S. Air Force photo/Chad Bellay )
Diciptakan pada tahun 2004, X-51A pertama melakukan uji coba penerbangan pada 9 Desember 2009. Uji coba ini untuk memverifikasi kinerja, komunikasi dan sistem telemetri dan kolaborasinya dengan B-52, namun X-51 tidak berhasil terbang karena tidak bisa lepas dari sayap B-52.
X-51A akhirnya baru membuat sejarah terbang pada 26 Mei 2010, di lepas pantai selatan California Pacific. Terbang selama 200 detik, dengan scramjet yang membuatnya mencapai kecepatan sekitar 5 mach. Selama 140 detik, semua berjalan normal namun setelah itu terjadi penurunan daya dorong dan percepatan selama 30 detik. Akhirnya uji coba dihentikan dan pesawat dihancurkan atas perintah flight controllers.
Setelah analisis yang berkelanjutan dari data penerbangan yang didapat, akhirnya direncanakan suatu modifikasi untuk memperkuat bagian belakang dekat knalpot mesin untuk 3 pesawat X-51A yang tersisa.
Uji coba penerbangan X-51A yang kedua juga berakhir sebelum waktunya, karena terjadi masalah transisi ke bahan bakar JP7 saat terbang.
Uji coba ketiga berhasil, sukses dipisahkan dari B-52, namun setelah 16 detik, terjadi kesalahan pada sirip X-51A. Setelah X-51A terpisah dari roket pendorong, kira-kira 16 detik, pesawat itu tidak mampu mempertahankan kontrol karena sirip kontrol rusak dan hilang. Dan penerbangan yang keempat pada 1 Mei lalu dinilai sukses dan memenuhi harapan.
(Artileri)
No comments:
Post a Comment