(FOTO ANTARA/Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL-Lettu Inf Suwandi)
Patroli komponen Batalion Indonesia bersama tentara Lebanon dan komponen pasukan Prancis dalam UNIFIL berpatroli di area perbatasan Israel dan Lebanon. Mereka memegang mandat PBB menjaga dan memonitor situasi dan kondisi perdamaian yang sudah tercipta di Lebanon.
Beirut, (IMP) -- Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), Selasa (30/4), menegaskan Israel mesti mundur dari wilayah utara Desa Ghajar, di perbatasan Lebanon.
Pendudukan Israel atas bagian utara desa itu pelanggaran nyata terhadap Resolusi 1701 PBB, kata UNIFIL di dalam satu pernyataan. Pasukan PBB itu menyatakan Israel harus menarik pasukannya dari daerah itu. Belum lama ini UNIFIL menolak keinginan Israel membangun pagar di sekitar desa itu.
UNIFIL akan bekerjasama secara erat dengan militer Lebanon guna melaksanakan resolusi PBB dan mencegah setiap pelanggaran oleh Israel. Israel menduduki bagian utara desa tersebut selama perang 2006.
Ghajar adalah desa kaum Alawi dengan sebanyak 2.000 warga di Sungai Hasbani di perbatasan antara Lebanon dan wilayah Dataran Tinggi Golan; yang oleh masyarakat internasional diakui sebagai wilayah Suriah tapi diduduki Isarael.
Kendali atas Ghajar telah berulang-kali pindah tangan. Tiga ratus tahun lalu, desa itu dikenal dengan nama Taranjeh. Desa tersebut diberi nama Ghajar di bawah pemerintahan Bani Usmaniyah (Ottoman), ketika tanah itu direbut dari warga desa oleh orang Kurdi dan dijual secara paksa.
Menurut legenda setempat, gubernur Kurdi Ghajar pernah berusaha menunggang kudanya ke atas kuburan orang saleh setempat, Sheikh Al-Arba'in. Kuda itu tak mau menurut perintah sang gubernur dan pada hari berikut, kebakaran terjadi, sehingga merusak tameng dan pedang sang gubernur. Suku Kurdi melarikan diri dan dengan cepat menjualnya kembali.
Sebelum perang Arab-Israel 1967, Ghajar dipandang sebagai bagian dari wilayah Suriah dan warganya dihitung dalam sensus Suriah 1960.
Ketika Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada 1967, Ghajar tetap menjadi tanah tak bertuan selama dua-setengah bulan.
Masyarakat Alawi di sana melancarkan petisi kepada gubernur Israel di Dataran Tinggi Golan agar mereka dimasukkan ke wilayah Israel, sebagai bagian dari Dataran Tinggi Golan, dan bukan Lebanon. Sebabnya ialah mereka menganggap diri mereka sebagai orang Suriah, seperti mayoritas warga Golan saat itu.
Israel setuju untuk memasukkan Ghajar ke wilayah pendudukannya, Dataran Tinggi Golan, dan warganya kemudian menerima hidup di bawah kekuasaan Israel.
Setelah Operasi Litani pada 1978, Israel menyerahkan posisinya di dalam wilayah Lebanon kepada Angkatan Darat LebanoN Selatan dan meresmikan kebijakan "Pagar Baiknya". P
asukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) dibentuk setelah penyerbuan tersebut, setelah disahkannya Resolusi 425 Dewan Keamanan PBB pada Maret 1978 guna mengkonfirmasi penarikan Israel dari Lebanon Selatan, memulihkan perdamaian dan keamanan, dan membantu Pemerintah Lebanon memulihkan wewenangnya di daerah itu.
Ghajar diperluas ke arah utara ke dalam wilayah Lebanon, dan memasukkan permukiman Wazzani di sebelah utara perbatasan.
(antara)
No comments:
Post a Comment