Sunday, December 7, 2014

Apakah AS Sengaja Biarkan Jepang Serang Pearl Harbor ?

Kapal USS Arizona adalah salah satu kapal perang AS yang tenggelam akibat serangan mendadak Jepang ke Pangkalan AS Pearl Harbor, Hawaii, pada 7 Desember 1941.
(National Archives and Records Administration)

(IMP) - Beberapa saat sebelum pukul 08.00 pada 7 Desember 1941, ratusan pesawat tempur Kekaisaran Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut AS Pearl Harbor dekat Honolulu, Hawaii.

Serangan kilat Jepang itu hanya berlangsung kurang dari dua jam namun hasilnya sungguh menggetarkan. Jepang berhasil menghancurkan 20 kapal perang AS termasuk delapan kapal besar, 200 pesawat terbang dan menewaskan lebih dari 2.000 prajurit AS.

Serangan Jepang itu bak membangunkan "raksasa tidur". Sehari setelah serangan itu, Presien Franklin Delano Roosevelt meminta Kongres untuk menyatakan perang terhadap Jepang.

Kongres AS menyetujui permohonan itu dengan hanya satu suara yang memberikan pendapat berbeda (dissenting opinion). Tiga hari kemudian sekutu Jepang, Jerman dan Italia menyatakan perang terhadap AS yang juga dibalas pernyataan sama dari Kongres AS. Dan, AS resmi terlibat dalam Perang Dunia II.

Namun, muncul pertanyaan seputar serangan ke Pearl Harbor itu. Apakah pemerintah AS sudah mengetahui rencana serangan tersebut dan membiarkannya, sehingga memiliki alasan untuk terjun ke dalam perang?


Sejumlah bukti yang dibuka setelah perang usai memperbesar kemungkinan bahwa pemerintah AS memang membiarkan Jepang menghantam Pearl Harbor. Berdasarkan sejumlah dokumen, Presiden Roosevelt sudah mendapatkan peringatan soal serangan tersebut tiga hari sebelum pesawat-pesawat tempur Jepang menyerang.

Informasi tersebut terdapat dalam memorandum dari Kantor Intelijen Angkatan Laut AS, yang memperingatkan bahwa ancaman perang terhadap AS sungguh merupakan hal yang nyata.

"Sebagai antisipasi atas konflik terbuka dengan AS, Jepang tengah memaksimalkan setiap potensinya untuk menumulkan informasi komersial, angkalan laut dan militer, khususnya terhadap pesisir barat Terusan Panama dan Hawaii," demikian sebagian isi memorandum setebal 26 halaman itu.

Memorandum tertanggal 4 Desember 1941 itu memiliki status rahasia dan berjudul "Intelijen dan propaganda Jepang di AS". Memorandum itu juga secara khusus membeberkan upaya pengintaian yang dilakukan Jepang terhadap Hawaii dalam bagian berjudul "Metode Operasi dan Sasaran Serangan".

Laporan itu menggarisbawahi kemungkinan adanya gerakan bawah tanah di Jepang, di mana 40 persen penduduknya adalah keturunan Jepang. Laporan itu juga membeberkan bagaimana konsulat Jepang di pesisir barat AS telah mengumpulkan informasi soal kekuatan angkatan udara dan laut AS.

Memorandum yang kini disimpan di perpustakaan dan museum Franklin D Roosevelt, New York itu pertama kali dibuka pada 1975 dan belum dipublikasikan hingga pergantian abad.


Sebuah pesawat tempur Jepang jenis MItsubhisi A6M2 atau sering disebut Zero lepas landas dari dek kapal induk Akagi untuk bergabung dengan gelombang kedua serangan terhadap Pearl Harbor pada 7 Deember 1941. (US National Archives)

Sejak lama para penggemar teori konspirasi mengklaim Presiden Roosevelt secara sengaja mengabaikan berbagai peringatan soal rencana serangan Jepang terhadap Pearl Harbor sehingga AS memiliki alasan kuat untuk menyatakan perang terhadap Jepang.

Sebab, saat itu publik AS menentang keinginan untuk terlibat dalam Perang Dunia II yang banyak dilihat sebagai perangnya bangsa Eropa, meski Roosevelt secara pribadi mendukung sekutu yang memerangi negara-negara poros: Jerman, Italia dan Jepang.

Teori terkait konspirasi di balik serangan ini semakin kuat setelah pada Januari 1941, pemerintahan Roosevelt juga mengabaikan peringatan kemungkinan adanya serangan yang dimuat dalam laporan Dubes AS untuk Jepang. Pemerintah AS juga ternyata menolak permintaan militer untuk memindahkan pesawat-pesawat tempur dalam jumlah besar ke Hawaii.

Namun penulis buku December 1841: 31 Dayst that Changed America and Saved the World, Craig Shirley memiliki pendapat lain. Sejarawan ini yakin tak ada konspirasi apapun di balik serangan Pearl Harbor.

"Berdasarkan semua riset saya, saya yakin baik (Presiden) Roosevelt atau pejabat-pejabat lain di pemerintahan AS saat itu, angkatan laut atau kementerian perang mengetahui rencana serangan itu. Jadi tak ada sama sekali konspirasi," kata Shirley.

"Memorandum itu hanya merupakan bukti bahwa ada keyakinan bahwa Jepang tengah mempersiapkan perang namun pemerintah saat itu terkesan abai karena yakin sangat sulit memindahkan sebuah angkatan perang sejauh ribuan kilometer mengarungi Samudera Pasifik, lalu menyerang Hawaii," lanjut Shirley.


Pengabaian sejumlah informasi soal kemungkinan serangan terhadap Pearl Harbor itu juga dipicu karena AS meremehkan kemampuan militer Jepang. Saat itu AS yakin Jepang tak mungkin mampu menggelar serangan lintas samudera seperti itu.

Sikap meremehkan kemampuan Jepang juga menghinggapi Inggris yang tak mempersiapkan diri secara maksimal untuk mempertahankan wilayah jajahannya mulai Myanmar, Malaysia hingga Singapura. 

Hanya berselang satu hari dari serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang melakukan invasi ke Semenanjung Malaya untuk mencegah AS melakukan intervensi di Asia Tenggara.

Invasi ke Semenanjung Malaya itu berakhir dengan jatuhnya Singapura pada Februari 1942 yang diwarnai menyerahnya 80.000 prajurit Inggris, Australia dan India. PM Inggris Winston Churchill menyebut jatuhnya Singapura sebagai "bencana terburuk" dalam sejarah militer Inggris.

Boleh saja berbagai teori konspirasi dituangkan di seputar kisah serangan Pearl Harbor, namun yang jelas aksi Jepang itu secara tidak langsung ikut mengubah jalannya sejarah. 

Akibat serangan itu, AS yang sebelumnya netral menyatakan perang terhadap Jepang. Pernyataan perang itu didukung kongres dan publik AS. Sehingga setelah dua tahun perang pecah, AS resmi terlibat dalam konflik yang awalnya oleh publik Amerika disebut sebagai "perangnya bangsa Eropa".


Thursday, December 4, 2014

Parlemen Perancis Akui Negara Palestina

Bentrok menjadi rutinitas harian antara warga Palestina dan aparat Israel dalam beberapa bulan terakhir, membuat kekhawatiran akan lahirnya kembali gerakan intifada. (Reuters/Mohamad Torokman)

Paris, (IMP) -- Parlemen Perancis mengakui negara Palestina setelah pemungutan suara anggota parlemen dengan 339 suara melawan 151 suara pada Selasa (2/12).

Langkah simbolik ini memang tidak secara langsung bisa mempengaruhi kebijakan diplomatik Pernacis, namun merupakan cerminan tekanan dari dalam negeri agar pemerintah Perancis bisa lebih aktif dalam isu perdamaian Israel dan Palestina.

Langkah Perancis, yang diusulkan oleh Partai Sosialis yang berkuasa dan didukung oleh partai-partai sayap kiri serta beberapa partai konservatif, meminta pemerintah untuk "menggunakan pengakuan negara Palestina dengan tujuan menyelesaikan konflik secara definitif".

Baik Menteri Luar Negeri Laurent Fabius dan Perdana Menteri Manuel Valls tidak menghadiri pemungutan suara di parlemen. Pemerintah telah mengatakan tidak akan terikat dengan hasilnya.

"Kami tidak ingin pengakuan simbolis yang hanya akan mengarah pada negara virtual," kata Menteri Eropa Harlem Desir kepada anggota parlemen sebagai reaksi terhadap hasil pemungutan suara. "Kami ingin negara Palestina yang nyata jadi kami ingin memberikan kesempatan untuk negosiasi."

Akhir November lalu, Fabius mengatakan bahwa Perancis mendukung jangka waktu selama dua tahun untuk negosiasi.

"Jika upaya akhir untuk mencapai solusi yang dirundingkan gagal, maka Perancis akan harus melakukan apa yang diperlukan dengan mengakui negara Palestina tanpa ditunda," kata Fabius. 

Pengakuan Perancis ini muncul setelah Swedia menjadi negara Eropa terbesar Barat yang mengakui Palestina, serta parlemen Spanyol, Inggris dan Irlandia juga mengakui negara Palestina secara simbolis namun tidak mengikat.

Palestina mengatakan negosiasi dengan Israel telah gagal dan mereka tidak punya pilihan selain untuk mengejar kemerdekaan secara sepihak.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut langkah Perancis sebagai "kesalahan besar".

Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan lebih dari 60 persen orang Perancis mendukung negara Palestina.

Perancis memiliki populasi Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa dan tensi yang meninggi di Timur Tengah cenderung memperburuk ketegangan antara kedua komunitas itu.


Monday, November 24, 2014

Krakatau Steel Pasok 98 Persen Baja Militer

Panser Anoa buatan Pindad saat Peringatan HUT TNI Ke-69 di Dermaga Ujung Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Surabaya, Selasa (7/10). Sebanyak 526 alat utama sistem persenjataan (alutsista) dikerahkan pada TNI kali ini antara lain 192 unit alustsista dari TNI AD, 195 alutsista dari TNI AL, dan 139 pesawat dari TNI AU. (Detik Foto/Dikhy Sasra)

Jakarta, (IMP) -- PT Krakatau Steel memperbarui kerjasama suplai baja khusus militer dengan PT Pindad. Perjanjian itu ditandatangani di sela kegiatan Indo Defence 2014 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11). Sebanyak 98 persen bahan baku pembuatan peralatan militer berasal dari perusahaan baja itu.

Presiden Direktur Krakatau Irvan K. Hakim mengatakan penandatanganan itu adalah pembaruan kerjasama yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Ini dilakukan dalam rangka menyambut kebutuhan besar untuk alutsista TNI dan kepentingan pertahanan nasional dari Kementerian Pertahanan,” kata Irvan.

Irvan mengatakan 98 persen bahan baku baja untuk pembuatan kapal cepat rudal TNI, panser buatan Pindad, dan kapal logistik Kementerian Pertahanan, dipasok oleh Krakatau Steel.

"Jadi kami merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Komite Industri Pertahanan. Dalam hal ini, kami bertindak sebagai supplier bahan baku untuk industri ini," kata Irvan kepada CNN Indonesia.

Irvan menjamin kualitas produksi baja untuk Pindad selalu di bawah pengawasan ketat baik Kementerian Pertahanan dan harus memenuhi standar kualitas NATO. Baja khusus Pindad adalah jenis armor steel yang tidak bisa diperjualbelikan secara bebas. 

Untuk memproduksi baja yang antipeluru itu, Krakatau membangun fasilitas produksi tersendiri. “Standar kualitas bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar,” katanya.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Irvan dan Pelaksana Tugas Direktur Utama Pindad Tri Hardjono.


Vietnam's third Russian Sub to Arrive Next Month

(photo: tuoitrenews)

(IMP) -- The third of six submarines Vietnam purchased from Russia will arrive early next month, Russian news agency Interfax reported.

The HQ-184 Hai Phong completed testing at sea in Kaliningrad and returned to the St. Petersburg-based Admiralty Shipyards, the submarines' manufacturer, on March 2.

Interfax quoted Alexander Buzakov, Admiralty Shipyards’ general director, on Tuesday as saying that the submarine will arrive in Vietnam early next month without specifying how. 

He added that the HQ-186 Da Nang, the fifth submarine in the contract, will also be launched at the shipyard by the end of the year. 

Last March, the HQ 183 Ho Chi Minh City, the second submarine, was delivered to Vietnam’s Cam Ranh Bay by the Dutch-registered cargo ship Rolldock Star. 

The Dutch delivered the HQ 182 Hanoi, the first of the six subs, to Cam Ranh Bay on December 31, 2013. 

The six diesel-electric submarines, which are considered improvements over the older Kilo-class, were bought through a US$2-billion deal signed during a visit by Prime Minister Nguyen Tan Dung to Russia in 2009. 

The contract requires Russia to deliver everything by 2016, train Vietnamese crews and supply necessary spare parts.


Saturday, November 8, 2014

Indonesia Tertarik Beli Pesawat Tempur Su-35

Pesawat Tempur Su-35 (Foto: Sukhoi.org)

RBTH, (IMP) -- Kementerian Pertahanan Indonesia tengah mempertimbangkan opsi pembelian 16 pesawat tempur Su-35 dari Rusia. Pesawat tersebut rencananya akan digunakan untuk menggantikan F-5 Tiger II yang dinilai sudah ketinggalan zaman, demikian diberitakan oleh Defense News.

Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35. 

Opsi pembelian pesawat tersebut telah dibicarakan dalam pertemuan perwakilan Kementerian Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dengan Kepala Staf dan Komando Angkatan Udara Rusia pada pertengahan Januari lalu.

Yusgiantoro menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai pembelian Su-35 masih belum ditetapkan. Komando Angkatan Udara Indonesia juga tengah mempertimbangkan alternatif lain untuk menggantikan pesawat F-5 yang dinilai sudah menua. Selain Su-35, AU RI juga sedang mempelajari pesawat tempur JAS 39 Gripen buatan Swedia, pesawat F-16 Fighting Falcon Block 60, F-15 Silent Eagle dan F/A-18 Super Hornet asal AS, serta pesawat Rafale asal Prancis. Namun, Su-35 merupakan pilihan utama dari daftar kandidat tersebut.


Semua pesawat tempur yang ikut serta dalam tender adalah pesawat paling modern dalam aviasi militer dunia. Jika pesawat tempur Amerika, Prancis, Swedia merupakan perwakilan generasi "4+”, Su-35 bisa disebut sebagai pesawat tempur generasi “5-". Artinya, Su-35 memenuhi kriteria dan spesifikasi pesawat tempur generasi baru secara maksimal, seperti halnya pesawat tempur F-22 Raptor dan F-35. Su-35 tersebut kerap disandingkan sebagai pesaing utama pesawat tempur AS Raptor.

Biro Konstruksi Sukhoi dengan rendah hati mengategorikan pesawat Su-35 ini sebagai generasi “4++”, yakni pesawat yang lebih unggul dari generasi ke empat, namun belum menjadi generasi kelima. Padahal, banyak pesaing dunia yang menyebut Su-35 sebagai pesawat masa depan.


Tak mudah bagi orang awam untuk membedakan pesawat Su-35 dari Su-27, ataupun Su-30MK. Namun sesungguhnya, terdapat perbedaan signifikan antara tiap pesawat tersebut. Skema aerodinamika fuselage(badan pesawat) Su-35 merupakan konfigurasi paling muktahir dibanding para pendahulunya. Su-35 juga memiliki bentuk yang lebih ramping (konfigurasi Kanard) dibanding Su-27, serta tidak memiliki kemudi horizontal bagian hidung pesawat seperti Su-30. Kemudi horizontal yang dibuat pada pesawat Su-30MKI oleh India dapat meningkatkan kemampuan manuver pesawat. Dengan dilengkapi mesin pesawat jet yang memiliki thrust vector control, pesawat Su-30 merupakan pesawat tempur terbaik di dunia.


Manuver udara Cobra Pugachev adalah gerakan pada saat pesawat menambah ketinggian dan pada momen tertentu pesawat tersebut berhenti dan menggantung di udara dengan bertumpu pada ekor (seperti bentuk kepala ular kobra), lalu hidung pesawat mulai menurun seperti halnya daun jatuh, sambil berputar kembali ke posisi semula. Manuver ini tidak dapat dilakukan oleh satupun pesawat tempur lain di dunia. Sukhoi juga mampu melakukan akselerasi dan berhenti seketika sambil mengangkat seluruh permukaan badan pesawat menghadap belakang. Dari posisi tersebut, pesawat Sukhoi dapat melanjutkan penerbangan mereka dengan kecepatan minimum. Bila hal itu dilakukan oleh pesawat tempur lain, kemungkinan mereka akan jatuh.

Kemampuan taktis tersebut digunakan oleh pilot-pilot asal India saat melakukan latihan bersama dengan AU AS serta negara-negara lain. Di salah satu latihan tersebut, pilot India dapat mengalahkan pilot AS yang mengendarai F-15C/D Eagle. Setelah pelaksanaan latihan bersama itu, Jendral AS Hal Homburg yang merupakan Kepala Komando Pertahanan Udara Angkatan Udara AS, dipaksa untuk mengakui bahwa hasil latihan tersebut menjadi kejutan besar bagi para pilot Amerika. “Kami ternyata bukan yang paling unggul di seluruh dunia. Pesawat tempur Su-30 MKI lebih baik dibanding F-15C. Angkatan udara negara yang memiliki pesawat tersebut tentu lebih kuat dan dapat menjadi ancaman bagi keadidayaan Amerika di udara pada masa yang akan datang,” ujar Homburg.

Pilot uji coba Biro Konstruksi Sukhoi Sergey Bogdan mengatakan, pada saat penerbangan pertama Su-35, mereka ditemani oleh pesawat Su-30MK. Ini membuat mereka dapat membandingkan kemampuan mesin masing-masing pesawat. Pada saat penerbangan tersebut, Su-35 melakukan percepatan maksimum dalam moda tanpa pembakaran lanjut, sedangkan Su-30MK harus mengejarnya dengan menggunakan moda pembakaran lanjut karena beberapa kali tertinggal dari Su-35. "Ini merupakan keunggulan tersendiri bagi Su-35 yang dapat memberi keuntungan dan kemampuan lebih besar saat melakukan pertempuran di udara," tutur Bogdan.Kemampuan super manuver Su-35 didapat dari mesin pesawat 117S. Mesin tersebut dikembangkan dari pendahulunya, yakni mesin tipe AL-31F yang dipasang pada pesawat Su-27. Namun mesin 117S memiliki kekuatan dorong yang lebih besar, yakni 14,5 ton, sementara pendahulunya hanya memiliki kekuatan dorong 12,5 ton. Mesin ini juga memiliki keunggulan berupa sumber energi yang lebih besar dan penurunan pemakaian bahan bakar. Hal tersebut membuat mesin ini tidak hanya mampu memberikan kecepatan yang tinggi dan super manuver, tetapi juga kemampuan untuk membawa persenjataan lebih banyak. Mesin tersebut akan dipasang pada pesawat tempur seri pertama T-50 nantinya.

Adapun mode penerbangan kompleks, seperti penerbangan di ketinggian yang sangat minim dengan relief permukaan yang berbukit, dapat dilakukan oleh pesawat Su-35. Selain itu, sistem komputer juga menjaga agar pilot menggunakan senjata tanpa membahayakan pesawat itu sendiri atau agar pesawat tidak lepas kendali. Su-35 juga dilengkapi dengan sistem radar Active Electronically Scanned Array muktahir milik T-50. Sistem radar serupa hanya dimiliki oleh pesawat F-22, dan kemungkinan juga akan dimiliki oleh Rafale. Berkat sistem radar tersebut, Su-35 dapat melihat semua hal yang ada di udara dan di darat dalam radius beberapa ratus kilometer. Su-35 dapat mengikat 30 sasaran sambil mengarahkan senjatanya pada sepuluh sasaran tersebut.Dibanding Su-27, kabin pesawat Su-35 tidak memiliki komponen analog dengan jarum penunjuk. Penunjuk analog tersebut digantikan oleh kristal cair berwarna. Petunjuk itu sama seperti televisi dalam mode Picture in Picture, yakni terdapat layar-layar yang menunjukkan semua informasi yang dibutuhkan oleh para pilot. Semua komponen hidrodinamika pengendali mesin penghasil tenaga digantikan dengan komponen elektronik. Para perancang pesawat mengatakan bahwa hal tersebut tidak hanya menghemat tempat dan beban pesawat, tetapi juga dapat membuat mesin pesawat tersebut bisa dikendalikan menggunakan kontrol jarak jauh. Itu berarti peran pilot sudah tidak dominan, karena komputer akan menentukan dengan kecepatan berapa dan moda mesin seperti apa yang akan digunakan untuk mengejar sasaran, serta pada momen apa saja pilot diizinkan menggunakan senjata.


Para pakar ahli yakin bahwa F-22 maupun T-50 tak akan menjadi komoditas ekspor. Harga satu unit Raptor mencapai 133,1 juta dolar AS, dan T-50 juga bukanlah pesawat murah. Adapun Su-35 yang merupakan generasi setelah “4+” ini dibanderol 30-38 juta dolar AS, yang menjadikan pesawat tersebut sebagai primadona ekspor berlabel “generasi 5-". Ini bukan hanya sebuah langkah pemasaran yang cantik, namun Su-35 memang dibuat untuk melampaui pesawat tempur generasi “4+” asal Eropa seperti Rafale dan Eurofighter 2000, serta pesawat tempur yang sudah dimodernisasi buatan Amerika yakni F-15, F-16, dan F-18. Selain itu, pesawat Su-35 juga mampu menandingi pesawat generasi kelima, seperti F-35 dan F-22A. Hal tersebut diakui oleh para pakar dunia Barat, berdasarkan data-data pemodelan komputer. Kemungkinan fakta inilah yang menarik perhatian badan militer Indonesia.


Wednesday, November 5, 2014

''Panser badak Lebih Unggul Dari Tarantula"

Indo Defence Expo 2014 (muhammad luthfi rahman)

(IMP) -- Industri senjata dalam negeri kembali membuat terobosan baru. PT Pindad mampu menelurkan sebuah kendaraan tempur yang dinamakan panser badak.

Kadep komunikasi Pindad Sena Maulana menyatakan panser badak lebih unggul dari panser tarantula buatan Korea Selatan.

"Panser Tarantula dari Korea Selatan sama-sama 90 milimiter (canon), tapi badak lebih unggul. Kelebihannya pada manuvernya yang lebih tinggi," terang dia.

Tak hanya itu, menurutnya, harga panser badak pun terbilang murah dengan kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Harga panser badak pun jauh berada di bawah panser tarantula.

"Harganya sesuai dengan budget TNI dan bentuknya sesuai dengan karakteristik asia. Harganya di bawah tarantula, coba googling aja kalau gak percaya," pungkas dia.


Thursday, October 30, 2014

Rusia Tawarkan Kapal ke Presiden Jokowi


Jakarta, (IMP) -- Rusia tertarik dengan konsep kemaritiman yang menjadi program andalan Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungannya ke Jakarta, Kamis (29/10), Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Federasi Rusia Alexei Likhachev menawarkan kerjasama bidang maritim dengan Indonesia.

Kami menganggap program pemerintah baru RI di bidang kemaritiman sangat cocok dengan posisi Indonesia di tengah lautan. Rusia harus punya kebijakan khusus terhadap Indonesia di bidang kemaritiman,” ujar Alexei.

Oleh sebab itu Rusia hendak membuka beberapa kerjasama dengan pemerintah Indonesia, misalnya untuk memperkuat sistem transportasi laut dengan menawarkan kapal laut pabrikan Rusia.

“Kami menawarkan pasokan berbagai jenis kapal laut. Bukan saja pasokan, tetapi juha pendirian pusat layanan dan mungkin produksi beberapa komponen untuk kapal itu,” kata Alexei.

Untuk membicarakan proyek dan prospek kerjasama tersebut, Direktur Utama United Ship Building Corporation selaku perusahaan galangan kapal terbesar di Rusia akan datang pekan depan ke Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo.

“Ketua kami bersedia menawarkan peralatan model untuk pengawasan kawasan perairan dan pengawasan kapal laut dengan menggunakan sistem blonas dan sistem radar jarak jauh,” ujarnya.

Rusia juga tertarik dengan produksi hasil laut yang berlimpah di Indonesia. Alexei mendorong produsen ikan di Indonesia untuk menggenjot ekspor ikan ke Rusia.

“Kami mengajak produsen ikan dan hasil perikanan, ikan beku atau ikan kaleng misalnya, untuk datang ke Rusia dan membawa produk mereka. Karena kebutuhan di sana sangat banyak dan pasar di Rusia tersedia untuk produk itu,” kata Alexei.

Salah satu program ambisius Jokowi adalah membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia. Untuk itu ia membentuk Menteri Koordinator Kemaritiman dalam nomenklatur Kabinet Kerja. Dalam pidato pertamanya sebagai presiden di hadapan sidang paripurna MPR, Jokowi juga mengajak rakyat bersama-sama mengembalikan kejayaan Indonesia di laut. 


(CNN)

Monday, October 27, 2014

Kesuksesan Indonesia di Mata Media Arab

 Bendera Merah Putih (Republika/Daan)

Ikhwanul Kiram Mashuri, (IMP) -- Suksesi yang baru berlangsung di negeri kita ternyata mendapatkan perhatian luas dari berbagai media Arab: al-Akhbar (Mesir), al-Madina (Saudi), al-Balad (Lebanon), al-Yaoum (Saudi), al-Dustur (Mesir), al-Arabi (Uni Emirat Arab), al-Ahad (Bahrain), Aljazeera (Qatar), Kuna (kantor berita Kuwait), dan Mena (kantor berita Mesir). Mereka pada umumnya memuji pergantian kekuasaan dari Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo yang berjalan aman, lancar, dan penuh kegembiraan. 

Bahkan kolomnis tetap di media Al Sharq Al Awsat, Husein Syabasyki, menyebutkan Indonesia merupakan cerita menggembirakan dari dunia Islam. Al Sharq Al Awsat merupakan media internasional berbahasa Arab yang bermarkas di London. Di antara produknya berupa koran yang dicetak di hampir semua negara Arab.

Menurut Syabasyki, Indonesia merupakan negara Islam (berpenduduk Muslim) terbesar di dunia. Ia juga negara terbesar keempat dalam hal jumlah penduduk, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (AS). Jumlah penduduknya mencapai sekitar 253 juta jiwa. Mereka tinggal di pulau besar maupun kecil yang berjumlah 13 ribu pulau. Mereka bersuku-suku dan bermacam budaya. 

Juga terdapat 719 bahasa, di antaranya 706 bahasa masih hidup dan lainnya mulai punah. Mereka disatukan dalam bahasa Indonesia.Data lainnya, sejumlah 87 persen penduduknya beragama Islam. Namun, negara mengakui dan melindungi pemeluk agama-agama lain seperti Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan Konghucu. 

Semua pemeluk agama yang berbeda bisa hidup rukun dan damai. Antara lain, sebut Syabasyki, karena umat Islam yang menjadi mayoritas menganut paham moderat dan toleran dalam beragama. Secara umum, lanjutnya Syabasyki, masyarakat Indonesia tidak engenal paham radikal dan fanatisme yang berlebihan sepertinya halnya banyak terjadi di sejumlah negara Arab. 

‘‘Beberapa peristiwa bom yang pernah terjadi merupakan perbuatan menyimpang dan bukan watak asli bangsa Indonesia. Perbuatan menyimpang yang belakangan terbukti merupakan pengaruh dari luar (asing),’’ tulis Syabasyki.

Dengan data-data di atas -- beda suku, budaya, etnis, agama, jumlah penduduk, dan tempat tinggal yang berpulau-pulau --, Syabasyki mengatakan Indonesia sebenarnya merupakan negara yang sangat pelik. ‘Sangat pelik’ yang dimaksud tentu -- meskipun Syabasyki tak menjelaskannya -- kalau dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya. Apalagi bila dijejerkan dengan negara-negara Arab.

Sebut misalnya negara-negara Teluk, hampir semua penduduknya beragama Islam, bersuku Arab, dan berbahasa Arab. Sedangkan negara Arab lainnya juga tak sepelik Indonesia dalam hal beda suku, etnis, golongan, agama, geografi, dan sebagainya. Irak misalnya, hanya ada dua suku bangsa, yaitu Arab dan Kurdi. Mereka menganut paham Syiah (mayoritas), Sunni, dan agama Kristen. 

Hal yang sama juga terdapat di Suriah. Namun, kebalikan di Irak, di Suriah mayoritas warga menganut Sunni. Lainnya adalah Syiah dan Kristen plus Yahudi. Begitu pula di Mesir, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan lainnya. Komposisi penganut agamanya hampir sama. Yang agak beda barangkali adalah Lebanon. Dari sisi pemeluk agama, Lebanon bisa jadi mirip dengan Indonesia. Di sana ada Kristen Maronit, Ortodoks, Katolik, Druze, Sunni, dan Syiah.

Namun, boleh dikata suksesi di hampir semua negara-negara Arab -- kecuali negara-negara monarkhi seperti negara-negara Teluk plus Yordania dan Maroko -- berjalan tidak normal. Bahkan di sejumlah negara, seperti Libia, Yaman, Irak, dan Suriah kini mereka terancam oleh perpecahan di antara mereka sendiri. Perebutan kekuasaan di negara-negara tersebut berlangsung sangat keras dan berdarah-darah. Penyebabnya, antara lain munculnya kelompok-kelompok garis keras yang ingin merebut kekuasaan.

Ketika sejumlah negara Islam (berpenduduk mayoritas Muslim) sedang mengalami instabilitas baik dalam politik, keamanan, maupun sosial, Indonesia justeru berhasil melewati pergantian pemimpin nasional dengan mulus. Bahkan kantor berita Kuwait, Kuna, yang membuat laporan panjang mengenai kontestasi antara Joko Widodo dan Prabowo Subiyanto yang berlangsung sangat keras, menyebutkan begitu Mahkamah Konstitusi RI memutuskan pemenangnya, semua pihak bisa menerima dengan legowo. Hal ini, tulis Kuna, jelas menunjukkan kedewasaan para pemimpin Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

Menurut Syabasyki, keberhasilan suksesi Indonesia bisa menjadi contoh bahwa negara Islam (berpenduduk mayoritas Muslim) bisa menerapkan demokrasi. Apalagi Indonesia merupakan negara Islam terbesar di dunia. ‘‘Indonesia telah membuktikan kepada dunia bahwa demokrasi, toleransi, hidup rukun, ekonomi pasar, dan ide-ide serta sistem modern bisa diterapkan di negara Islam,’’ tulisnya. 

Kuncinya, lanjut Syabasyki, masing-masing lembaga memerankan fungsinya dengan baik tanpa harus ada campur tangan dari pihak lain, baik lembaga kemiliteran, pengadilan, lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Bila terjadi persoalan di antara lembaga-lembaga tadi, ada lembaga lain yang menanganinya dan kemudian pihak-pihak yang bermasalah dapat menerimanya.

Tantangan Indonesia kini, terutama pemerintahan Presiden Jokowi, menurut Syabasyki, adalah bagaimana mengurangi angka kemiskinan. Di Indonesia sekarang terdapat 65 juta jiwa yang hidup di bawah garis kemisinan. Angka ini sudah menurun sepanjang tahun 1999 hingga 2012, dari 24 persen menjadi 12 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Penurunan angka kemiskinan ini tidak lepas dari keberhasilan pemerintah Presiden SBY yang menjaga angka pertumbuhan di sekitar 6 persen. Syabasyki optimis Presiden Jokowi dengan keberhasilannya sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta akan bisa menaikkan angka pertumbuhan di sekitar angka 7 persen sesuai dengan janji kampanyenya.

Dengan data-data seperti itu tak aneh bila Indonesia menjadi daya tarik para investor dari negara-negara besar seperti Australia, Cina, India, AS, Brazil, dan negara lainnya. Mereka berlomba-lomba menanamkan investasinya di Indonesia. Apalagi Indonesia mempunyai bank sentral yang kuat dan nilai tukar rupiah yang stabil.

‘‘Dunia kini sedang melihat dengan penuh respek keberhasilan negara Islam terbesar di dunia. Indonesia jelas merupakan cerita menggembirakan dari dunia Islam setelah kita lelah menyaksikan cerita-cerita menyedihkan (dari sejumlah negara Islam dan Arab),’’ demikian Syabasyki menutup tulisannya yang berjudul ‘Indonesiya, qissoh mufrihah min al-‘alami al-Islami.

Sayangnya, ini kata saya, peluang investasi yang baik di Indonesia ini belum ditangkap para investor dari negara-negara Teluk kaya raya. Kesamaan agama dan budaya semestinya bisa dimanfaatkan oleh investor Arab. Apalagi negara-negara Islam telah lama membentuk sebuah lembaga yang bernama Organisasi Kerja Sama Islam yang dulu bernama Organisasi Konferensi Islam (OKI). Perubahan nama tersebut antara lain karena organisasi yang beranggotakan 57 negara Islam ini akan menitikberatkan pada kerja sama ekonomi.


(Republika/Ikhwanul Kiram Mashuri)

Tuesday, October 21, 2014

Evolusi Panser Anoa Menjadi Amfibi


(ARC/IMP) -- Memperoleh pesanan ratusan unit, tidak membuat PT.Pindad berhenti mengembangkan evolusi Ranpur Anoa. Setelah berhasil memadukan pelindung keramik tambahan, kini Pindad beranjak ke evolusi selanjutnya. Yaitu menjadikan Anoa spesies Amfibi. Dan inilah dia prototipe pertama Anoa Amfibi.

Prototipe pertama yang belum memiliki nama resmi ini, secara terbatas telah dipamerkan di sebuah acara di Sespim Polri Bandung beberapa waktu lalu. ARC pun berupaya mencari lebih tahu spesifikasi teknis ke kru Pindad. Menurut informasi terbatas yang diperoleh, Pindad melakukan upaya Re-enginering untuk membuat Anoa amfibi ini. Selain tentunya memasang perangkat yang dibutuhkan seperti Propeler di bagian belakang serta penahan ombak di bagian depan. Dari foto yang terlihat, Propeler yang terpasang memang cukup besar, namun bisa dilipat.

Anoa (ARC)

ARC juga diberi kesempatan melihat video uji coba yang dilakukan di Danau di Jatiluhur, Jawa Barat. Tampak sang Anoa melaju dari daratan menuju danau lalu mengapung. Sejurus kemudian Anoa itu melaju dan membuat beberapa manuver di air. Menurut Pindad, kecepatan mengarungi saat uji coba mencapai 4,5 knot. Namun sayangnya, video itu belum bisa dipublikasikan.



(ARC)

Monday, October 20, 2014

Terima Kasih Pak SBY, Jasamu Akan Selalu Dikenang Oleh Kami Anak Bangsa

Pak SBY dan Ibu Ani (photo: FB SBY)

"Mohon maaf jika 10 tahun memimpin negeri tercinta, ada tutur kata / perilaku yang tidak berkenan di hati bapak, ibu & saudara, rakyat Indonesia." *SBY*

"Sesungguhnya, dengan segala kekurangan yang kami miliki, kami ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Salam sayang kami." *SBY*




Siap kembali ke tengah masyarakat biasa, serta menikmati indahnya Tanah Airku.



(facebook Susilo Bambang Yudhoyono/Instagram Ibu Negara @aniyudhoyono)

Thursday, October 16, 2014

"Iveco Tank Transporter" Pengangkut Tank Leopard


Surabaya, (IMP) -- TNI terus memoderenisasi peralatan perangnya. Langkah tersebut menjadi tuntutan bagi TNI dalam menjaga kedaulatan negara. 

Salah satu armada tempur terbaru yang dimiliki Indonesia ialah transporter, yakni truk pengangkut untuk tank Leopard. 

Transporter ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya mampu mengangkat beban seberat 90 ton. 


Tidak hanya itu, armada buatan Italia ini mampu bergerak dalam jarak yang cukup jauh. Dalam pengoperasiannya, truk ini dilengkapi dengan lowbed doll buatan Jerman.

Keistimewaan yang dimiliki lowbed doll yakni memiliki tujuh sumbu yang memungkinkan seluruh rodanya mampu bergerak secara bersamaan sehingga menjamin kelincahan dengan radius putar yang kecil.


(Sindo/ARC)

PT DAHANA Siap Produksi Bomb P 100 L Untuk TNI AU

Bom P-100 (photo : iberita)

(IMP) -- PT DAHANA (Persero) kini tengah menggarap persiapan produksi bahan peledak militernya, yaitu bomb P 100 Live untuk amunisi pesawat Sukhoi. Sebelum jauh memasuki produksi massal, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Amirudin Akhmad mengecek langsung perkembangan persiapan alat produksi yang dimiliki oleh Dahana yang berada kawasan Energetic Material Center (EMC) Dahana Subang. Kedatangan Amirrudin Akhmad pada Selasa, 30 September 2014 bersama timnya disambut langsung oleh F. Harry Sampurno Direktur Utama PT DAHANA (Persero) beserta tiga direksi lainnya.

“Kami ingin mengetahui, sudah sejauh mana perkembangan persiapan proyek Bomb P 100 L yang sudah dilakukan oleh DAHANA, karena sebelum menuju produksi massal, DAHANA sudah harus mempersiapkan Protoype P 100 L yang nantinya akan kami uji untuk mendapat sertifikasi, apakah cocok dengan kebutuhan kita,” terang Amirudin Akhmad kepada Dfile.

Untuk melihat langsung persiapan yang telah dilakukan oleh DAHANA, Tim EMC mengajaknya untuk meninjau langsung perlengkapan yang sudah dipersiapkan dan disimpan sementara di Gedung Workshop DAHANA. Nampak beberapa perlengkapan yang telah disiapkan pada tahap awal ini. Lempengan cetakan untuk uji kepadatan handak serta alat pemanas dan pendingin yang akan digunakan saat pengisian bahan peledak pada bomb produksi P 100L. Tim juga diajak mengecek laboratorium sebagai tempat uji formula serta meninjau langsung pabrik meltpour yang nantinya sebagai tempat pengisian handak bomb pesawat Shukoi.

Melihat apa yang telah disiapkan oleh DAHANA, Amirudin Akhmad pun berharap DAHANA untuk segera menyelesaikan tahap awal pembuatan P 100 L. “Kita kan mulai lagi dari nol, jika melihat apa yang telah disiapkan untuk langkah awal sudah sangat memadai, oleh karena itu saya berharap ini secepatnya terealisasi agar nantinya bisa memasuki tahap produksi missal,” ujar Amirudin Akhmad.

Dalam menangani proyek ini, PT DAHANA (Persero) tidak sendirian, namun menggandeng perusahaan swasta untuk bekerjasama, PT Sari Bahari dalam pembuatan body P 100 L.

Bom P 100 L merupakan bomb yang akan dipasang pada pesawat Sukhoi. Bomb ini memiliki warna khas yaitu hijau yang panjangnya 1.130 mm dengan berat 100 sampai 125 kg, berdiameter 27 mm dan memiliki ekor yang panjangnya 410 mm. 


(BUMN)

Sunday, October 5, 2014

Swedia akan akui negara Palestina

Bendera Palestina (FOTO. ANTARA/Istimewa)

Stokholm (IMP) -- Pemerintah baru kiri-tengah Swedia akan mengakui negara Palestina, yang akan membuatnya negara besar pertama Eropa mengambil langkah itu, kata Perdana Menteri Stefan Lofven pada Jumat.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui pengakuan nyata negara berdaulat Palestina pada 2012, tapi Eropa Bersatu dan sebagian besar negara kelompok itu belum memberikan pengakuan resmi.

"Sengketa Israel dengan Palestina hanya dapat dipecahkan dengan penyelesaian dua-negara, yang dirundingkan sesuai dengan hukum antarbangsa," kata Lofven dalam pidato pelantikannya di parlemen.

"Penyelesaian dua-negara memerlukan saling pengakuan dan kemauan hidup berdampingan secara damai. Oleh karena itu, Swedia akan mengakui negara Palestina," katanya.

Bagi Palestina, langkah Swedia itu akan menjadi dorongan bagi upayanya mewujudkan negara merdeka.

Dengan nama baiknya sebagai perantara jujur di urusan antarbangsa dan dengan suara berpengaruh dalam kebijakan luar negeri Eropa Bersatu, keputusan itu mungkin membuat negara lain bangkit dan memperhatikan saat Palestina mengancam bergerak sepihak membentuk negara.

Namun, kemungkinan muncul kecaman kuat terhadap Swedia dari Israel, serta dari Amerika Serikat dan Eropa Bersatu, yang bersikeras bahwa negara Palestina merdeka harus muncul hanya melalui perundingan.

Di dalam Eropa Bersatu, beberapa negara, seperti, Hungaria, Polandia dan Slovakia, mengakui Palestina, tapi mereka melakukannya sebelum bergabung dengan kelompok 28 anggota itu.

Jika pemerintah kiri-tengah itu mewujudkan rencananya, Swedia akan menjadi negara pertama mengakui Palestina saat menjadi anggota Eropa Bersatu.

Partai Sosial Demokrat dan Hijau berjumlah kecil di parlemen dan pemerintah kiri-tengah mendatang itu cenderung menjadi salah satu yang terlemah di Swedia dalam beberapa dasawarsa.

Mantan pemerintah kanan-tengah tidak mengakui Palestina, karena pemerintah Palestina tidak menguasai wilayah mereka.

Palestina menginginkan negara merdeka di Tepi Barat dan Gaza, dengan ibukota di Yerusalem Timur.

Sementara batas Gaza jelas, wilayah tepat dari yang akan menjadi Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur hanya akan ditentukan melalui perundingan dengan Israel pada penyelesaian dua-negara, yang saat ini ditangguhkan, demikian Reuters.


Tuesday, September 30, 2014

Paket Menarik Eurofighter untuk Indonesia

Eurofighter Typhoon (all photos : militaryphotos)

(IMP) -- Dalam waktu dekat Kementerian Pertahanan dikabarkan akan kembali mengakuisisi jet tempur baru untuk mengisi hanggar Skadron Udara 14, yang sebentar lagi ditinggalkan jet pencegat F-5E/F Tiger II.

Salah satu kandidatnya adalah Eurofighter Typhoon, yang belakangan gencar ditawarkan pihak Airbus Defence & Space. Bagi Angkasa, kemunculan pesawat ini terbilang menarik, setidaknya oleh karena dua hal. Pertama adalah karena pesawat ini sejatinya dibuat berdasarkan filosofi atau kebutuhan khusus untuk sistem pertahanan udara Eropa. Dan kedua, karena pesawat ini ditawarkan dengan paket transfer teknologi yang bisa digunakan untuk masa depan industri kedirgantaraan Indonesia.

Keunggulan yang ditawarkan Typhoon ada pada dua dapur pacu Eurojet EJ200 berkekuatan masing-masing 13.490 pon dengan thrust-weight ratio 1,15 untuk menjamin kemampuannya mengejar dan menaklukkan lawan secara cepat di udara. Dengan sepasang canard yang terpasang di depan, pesawat sayap delta ini dijamin mampu melakukan gerakan menekuk dengan angle of attack yang jauh lebih impresif dibanding jet tempur pada umumnya. Gerakan menekuk amat diperlukan karena langit negara Eropa terbilang sempit.


Angkasa mencatat, Typhoon telah dirancang sejak 1980-an - ketika banyak negara Eropa tengah dihantui ekses Perang Dingin - namun baru bisa diterbangkan untuk pertama kali pada 1994 atau empat tahun setelah Perang Dingin usai. Manuverabilitas yang tinggi jadi persyaratan utama karena jet tempur ini akan digunakan sebagai tulang tombak penghadangan jet-jet tempur Uni Sovyet yang umumnya dirancang untuk menembus pertahanan udara lawan dan melakukan pemboman masif.

Penggarapan pesawat ini dipecah di empat pabrikan yang terletak di Jerman (DASA), Inggris (BAe), Italia (Aeritalia), dan Spanyol (CASA) yang pengintegrasiannya dikendalikan secara terpusat oleh Eurofighter Jagdflugzeug GmbH. Oleh sebab restrukturisasi yang diberlakukan Uni Eropa, pembuatan dan komersialisasinya kini dilimpahkan kepada BAE System, Alenia Aermacchi dan Airbus Defence & Space.

Nah, karena kewenangan penjualan atas segala produk Airbus DS untuk Indonesia dan sekitarnya kerap dilimpahkan kepada PT Dirgantara Indonesia, upaya penjualan Typhoon di wilayah ini pun dititipkan kepada manajemen pabrik pesawat yang ada di Bandung tersebut.


Pihak Kementerian Pertahanan dan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) sendiri memastikan bahwa Typhoon sudah masuk sebagai kandidat. Bersama Sukhoi Su-35 (Rusia), Dassault Rafale (Perancis), Saab Jas-39 Gripen (Swedia), Boeing F/A-18E/F Super Hornet (AS) dan Lockheed Martin F-16 Block 62, pesawat ini akan segera diseleksi menurut kebutuhan operasional (ops-req) yang diajukan TNI AU.


"Pesawat-pesawat itu kini sedang dikaji. Keputusan baru akan diambil setelah pemerintahan baru berkuasa. Kita tunggu saja" ujar sebuah sumber. Pernyataan ini serta-merta mementahkan berita online yang menyatakan bahwa Pemerintah telah menyatakan positif membeli dan tengah menunggu pengirimannya.

Lalu seperti apa persisnya transfer teknologi yang ditawarkan? Belum ada rincian pasti. Namun, seperti diungkap Vice President Bisnis dan Pemerintahan PT Dirgantara Indonesia, Irzal Rinaldi Zailani, transfer teknologi yang ditawarkan bisa mengarah ke teknologi atau elemen yang diperlukan dalam perancangan jet tempur KFX/IFX. Oleh karena proses perakitannya bisa dilakukan di Bandung, enjinir PT DI juga bisa ikut menyerap ilmu dalam pembuatan jet tempur.

KFX/IFX adalah prototipe jet tempur masa depan yang tengah dirancang Korea Selatan bersama Indonesia. Merujuk Angkasa (Februari 2014), meski telah menuntaskan tahapan Pengembangan Teknologi pada akhir 2012, pemenuhan standar generasi 4,5 yang diharapkan masih menemui sejumlah kendala. Pesawat ini diantaranya belum menemukan mitra yang benar-benar mau "berbagi" teknologi radar penjejak sasaran multi-fungsi (AESA) dan mesin pendorong berkekuatan besar.

Dari tiga gambaran mesin yang dinilai cocok, yakni Eurojet EJ200, General Electric F-414 dan General Electric F-414 baru pihak Eurojet-lah yang menawarkan diri. Di lain pihak General Electric (AS) menyatakan berat untuk berbagi mesin yang kini menjadi andalan F/A-18E/F Super Hornet itu, namun tidak dengan GE F-100 yang selama ini dipakai F-16 versi awal.

"Kami tak mau pakai F-100, karena daya dorongnya terlalu kecil. Kami tetap pada prinsip bahwa jet tempur yang dihasilkan harus yang unggul. Kalau seadanya, itu sama saja cari mati," ujar Dr Rais Zain, M.Eng, KFX/IFX Configuration Design Leader kepada Angkasa. 
Selain itu, kedua pihak juga masih mencari sistem persenjataan yang bisa disimpan dalam internal weapon bay, sistem data-link yang bisa mengacak komunikasi darat-udara dan perangkat anti-jamming.


(Angkasa Magazine, No 12/XXIV, September 2014)

Monday, September 29, 2014

Menhan Resmikan 4 Kapal Cepat Rudal dan 1 Kapal Patroli TNI AL


(IMP) -- Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima dan meresmikan lima unit kapal perang Indonesia (KRI) buatan dua perusahaan galangan kapal Batam di pelabuhan Batuampar, Sabtu (27/9) siang.


KRI jenis Kapal Cepat Rudal KCR-40 yang resmi diluncurkan untuk meningkatkan pertahanan wilayah periaran di Indonesia itu adalah KRI Surik-645, KRI Siwar-646, KRI Parang-647 dan KRI Terapang-648. Pada keempat KRI itu Menhan juga mengukuhkan komandan masing-masing KRI untuk resmi beroperasi sebagai jajaran armada TNI AL.


Sementara KRI Sidat- 851 Menhan menerima secara resmi dari PT Palindo Marine Shipyard selaku kontraktor kapal tersebut.

Lima unit kapal perang itu semuanya asli buatan Batam. KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan PT Palindo Marine di Tanjunguncang sementara KRI Sidat dan KRI Teripang merupakan buatan PT Citra Shipyard. Untuk tiga KRI Buatan PT Palindo Marine, penyaluran dana proyek didukung oleh Bank Mandiri, yang mana sebelumnya juga pernah menyalurkan dana untuk pembuatan pembuatan empat unit kapal cepat rudal produksi PT Palindo Marine yakni KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643 dan KRI Alamang 644.



Purnomo Yusgiantoro mengatakan lima KRI yang diterima dan diluncurkan itu merupakan kapal cepat cepat jenis kapal cepat rudal (KCR). Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan modern (SEWACO/sensor weapon control) diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras panjang sebagai sistem pertempuran jarak dekat, dan peluru kendali 2 set rudal C-705. Bagian lambung KCR ini terbuat dari baja khusus High Tensile steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senjata kaliber 20 mm di anjungan kapal. ”Empat KRI yang diluncurkan sudah resmi masuk jajaran armada TNI,” kata Menhan di pelabuan Batuampar.

KRI-KRI yang diluncurkan itu diakui Purnomo sangat handal di laut, terutama di laut-laut Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang menghubungkan nusantara. ”Spesifikasi kecepatan, persenjataan dan personil yang ada sudah diuji coba dan sangat tangguh dan efektif sesuai dengan medan perairan di Indonesi,” tuturnya.

(photo: Kaskus Militer)

Peningkatan Alutsista di laut baik bentuk KRI dan KAL (Kapal Angkatan Laut) yang sudah dilakukan selama ini, merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis wilayah indonesia yang sebagian besar adalah lautan. “Wilayah kita banyak perairan jadi pertahanan keamanan laut juga butuh armada yang memadai,” katanya.

Purnomo berharap dengan diresmikannya kapal perang RI tersebut, maka TNI AL mampu meningkatkan kemampuan operasional dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan NKRI.

Kelima KRI buatan PT Palindo Marine Shipyard dan PT Citra Shipyard rencananya akan diikutkan dalam Sailling Pass di Surabaya dalam Rangka Memperingati HUT TNI ke 69 di Ujung Surabaya.

KRI Sidat 851 merupakan Kapal Patroli/Patrol Craft tanpa rudal dengan platform sama dengan KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard (photo : Kaskus Militer)

“Ini juga sebagai bukti bahwa galangan kapal dalam negeri juga bisa menciptakan kapal yang berkualitas,” kata Menhan.


Acara peresmian juga dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Pejabat teras TNI AL, Mabes TNI dan lainnya. Pada acara peresmian KRI itu juga dilaksanakan penandatanganan Protocol of Delivery oleh Direktur PT Citra Shipyard Batam, Aslog Kasal dang Panglima Armada RI Kawasan Timur, serta dilaksanakan pula penyerahan Protocol of Delivery dari Dirut PT Citra Shipyard Batam kepada TNI Angkatan Laut.


(BatamPos/ Defense Studies)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...