Thursday, December 4, 2014

Parlemen Perancis Akui Negara Palestina

Bentrok menjadi rutinitas harian antara warga Palestina dan aparat Israel dalam beberapa bulan terakhir, membuat kekhawatiran akan lahirnya kembali gerakan intifada. (Reuters/Mohamad Torokman)

Paris, (IMP) -- Parlemen Perancis mengakui negara Palestina setelah pemungutan suara anggota parlemen dengan 339 suara melawan 151 suara pada Selasa (2/12).

Langkah simbolik ini memang tidak secara langsung bisa mempengaruhi kebijakan diplomatik Pernacis, namun merupakan cerminan tekanan dari dalam negeri agar pemerintah Perancis bisa lebih aktif dalam isu perdamaian Israel dan Palestina.

Langkah Perancis, yang diusulkan oleh Partai Sosialis yang berkuasa dan didukung oleh partai-partai sayap kiri serta beberapa partai konservatif, meminta pemerintah untuk "menggunakan pengakuan negara Palestina dengan tujuan menyelesaikan konflik secara definitif".

Baik Menteri Luar Negeri Laurent Fabius dan Perdana Menteri Manuel Valls tidak menghadiri pemungutan suara di parlemen. Pemerintah telah mengatakan tidak akan terikat dengan hasilnya.

"Kami tidak ingin pengakuan simbolis yang hanya akan mengarah pada negara virtual," kata Menteri Eropa Harlem Desir kepada anggota parlemen sebagai reaksi terhadap hasil pemungutan suara. "Kami ingin negara Palestina yang nyata jadi kami ingin memberikan kesempatan untuk negosiasi."

Akhir November lalu, Fabius mengatakan bahwa Perancis mendukung jangka waktu selama dua tahun untuk negosiasi.

"Jika upaya akhir untuk mencapai solusi yang dirundingkan gagal, maka Perancis akan harus melakukan apa yang diperlukan dengan mengakui negara Palestina tanpa ditunda," kata Fabius. 

Pengakuan Perancis ini muncul setelah Swedia menjadi negara Eropa terbesar Barat yang mengakui Palestina, serta parlemen Spanyol, Inggris dan Irlandia juga mengakui negara Palestina secara simbolis namun tidak mengikat.

Palestina mengatakan negosiasi dengan Israel telah gagal dan mereka tidak punya pilihan selain untuk mengejar kemerdekaan secara sepihak.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut langkah Perancis sebagai "kesalahan besar".

Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan lebih dari 60 persen orang Perancis mendukung negara Palestina.

Perancis memiliki populasi Yahudi dan Muslim terbesar di Eropa dan tensi yang meninggi di Timur Tengah cenderung memperburuk ketegangan antara kedua komunitas itu.


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...