Wednesday, August 31, 2016

2.000 Orang Terbunuh dalam Perang Narkoba di Filipina


REPUBLIKA/(IMP), MANILA -- Jumlah pembunuhan terkait narkoba di Filipina telah mencapai 2,000 jiwa. Hal itu terungkap dalams ebuah laporan yang dirilis Selasa (30/8).

Sejak terpilih dua bulan lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah berjanji untuk menghapus perdagangan narkoba lewat jalur keras.

Kepolisian Nasional Filipina menyatakan, hampir 900 pengedar narkoba dan pengguna tewas dalam operasi polisi sejak 1 Juli hingga 20 Agustus. Rata-rata 20 orang tewas tiap harinya.

Sekretaris komunikasi Duterte, Martin Andanar menyebutkan memberantas narkoba layaknya perang, maka pasti akan ada korban jiwa. "Beberapa orang di luar negeri harus memahami mengapa banyak orang yang terbunuh dalam kampanye anti-narkoba ini. Mereka harus memahami, ini adalah perang dan pasti ada korban," kata Andanar.

Duterte menerima banyak dukungan rakyat atas kebijakannya. Tapi jumlah korban terbunuh sejak kemenangannya telah membuat khawatir kelompok-kelompok hak asasi dunia serta menimbulkan kecemasan dari Amerika Serikat, sekutu dekat Manila.

Pemerintah AS mengatakan pada Senin (29/8), Presiden AS Barack Obama akan bertemu Duterte di Laos pada 6 September mendatang. Pertemuan itu rencananya akan membicarakan masalah keamanan serta hak asasi manusia (HAM).

Sebelumnya, bidang HAM Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah mendesak pemerintah Duterte untuk berhenti menggunakan kekerasan dalam memerangi kejahatan narkoba di Filipina. Tapi desakan tersebut ditanggapi dingin oleh Duterte yang malah mengancam akan keluar dari PBB.


Saturday, June 11, 2016

MLRS RM-70 Vampir untuk Koprs Marinir


Surabaya, (IMP) -- Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana, yang diwakili Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Lukman, membuka pelatihan Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 RM-70 Vampir, di lapangan Yonroket-1 Mar Kesatrian Sutedi Senaputra Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur (10/06/2016).

Kegiatan ini dihadiri Dankodikmar Kolonel Marinir I Made Santoso, Wadan Pasmar-1 Kolonel Marinir Siswoto, Aslog Dankormar Kolonel Marinir Suherlan, para Asisten Danpasmar-1, Danpusdik Artileri Kolonel Marinir F. Simanjorang, Dankolak/Satlak Pasmar-1 serta Tim Instruktur dari Excalibur Army.

Amanat Dankormar yang dibacakan Danpasmar-1, menyatakan kehadiran 8 unit kendaraan tempur RM-70 Vampir cal.122 yang baru di jajaran Korps Marinir, merupakan realisasi upaya pembangunan kekuatan Korps Marinir untuk memenuhi standar kekuatan pokok minimun.


Modernisasi Alutsista menjadi keharusan dan tuntutan agar lebih efektif dalam pencapaian tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi segala ancaman. Dengan kekuatan yang tangguh dan modern maka Korps Marinir akan mampu memberikan daya tangkal yang tinggi serta berkontribusi dalam upaya mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia”.

Dengan kedatangan Alutsista baru tersebut, Korps Marinir menyiapkan calon pengawaknya sebelum proses penggunaan, pelatihan calon awak RM-70 Vampir dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan tentang teknis pengoperasian dan perangkat pendukungnya sesuai dengan tugas dan jabatan masing-masing. Diharapkan para peserta pelatihan dapat mengetahui karakteristik seluruh komponen material MLRS RM-70 Vampir cal.122 MM Vampire sehingga mampu merawat dan memeliharanya untuk kesiapsiagaan operasi dalam menghadapi setiap tantangan tugas.


Danmenart-1 Mar Letkol Marinir Ainur Rofiq sebagai Ketua pelaksana pelatihan RM-70 Vampir menyampaikan waktu pelatihan dilaksanakan dari tanggal 12 Juni 2016 sampai 30 Juli 2016, di Karangpilang Surabaya dan Karang Tekok Asembagus, dengan materi : Kelas Pimpinan Penembakan, Kelas Awak Pucuk, Kelas Peninjau Depan, Kelas Komunikasi dan Kelas Montir.

Selain 8 unit kendaraan tempur RM-70 Vampir, pelatihan inin juga melibatkan kendaraan tempur pendukung yang baru lainnya, yaitu Battalion Combat Vihicle 1 unit, Ammunition Vehicle 2 unit, Recovery Vehicle 1 unit dan Fuel Tank Vehicle 1 Unit.” ujar Danmenart-1 Mar Letkol Marinir Ainur Rofiq.


Sumber : Marinir.tnial.mil.id

Saturday, May 7, 2016

RI Segera Bangun 30 Unit Kapal Patroli KPLP Senilai Rp75 Triliun

KN Chundamani kapal KPLP kelas 1-B (photo : kplpsurabaya)

Jakarta, (IMP) -- Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp75 triliun untuk membangun 30 kapal patroli kelas I dengan masa pengerjaan selama tiga tahun.

Karolus, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), mengatakan total kebutuhan kapal patroli untuk jajarannya ada sekitar 100 unit kapal, namun tahun ini dalam proses lelang hanya 30 unit kapal dengan nilai per kapal Rp250 miliar.

Kita sesuai instruksi presiden itu diberikan kesempatan utk bangun 100 kapal kelas I dalam waktu lima tahun secara bertahap. Yang tahun ini 30 unit,” ungkapnya, Selasa (3/5/2016).

Anggaran pembangunan kapal ini akan diambil dari APBN. Untuk pembiayaannya, tahun pertama dibayarkan 40%. Sementara itu, tahun kedua dan ketiga masing-masing porsinya sebesar 30%.

Direktorat KPLP telah melakukan lelang hingga tahap awal yang diikut 42 galangan kapal. Adapun yang lulus dari tahap pra-kualifikasi ini hanya sebanyak 20 galangan kapal. “Langkah berikutnya termasuk data teknis dan penawaran harga. Istilahnya tahap kualifikasi,” katanya.

Tahun lalu, KPLP sebenarnya telah melakukan lelang. Sayangnya, lelang tersebut gagal. Karolus mengaku jajarannya tidak tahu menahu karena proses lelang dilakukan oleh LPSE.

Dia berharap kontrak pengadaan 30 unit kapal patroli kelas I milik KPLP akan diteken pada akhir Juni. “Kalau sesuai dengan pengadaan barang dan jasa akhir Juni sudah kontrak. Kalau tidak ada sanggahan,” katanya.

30 unit kapal akan ditempatkan di lima pangkalan utama a.l. Tanjung Priok, Tanjung Perak, Bitung, Tual dan Tanjung Uban.

Saat ini, KPLP memiliki tujuh unit kapal patroli kelas I, 14 unit kapal patroli kelas II dan 40 unit kapal patroli kelas III. Sisanya, sebanyak 400 unit merupakan kapal KPLP kelas patroli IV dan V yang rencananya ke depannya akan diganti dari bahan fiber menjadi rigid inflatable boat (RIB).

Sebelumnya, dua galangan kapal BUMN nasional dan satu galangan kapal swasta membentuk konsorsium guna membidik lelang pembangunan 30 kapal patroli.

Konsorsium besar itu terdiri dari PT PAL, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB) dan PT Krakatau Shipyard (KS) yang bernama KSO PALDKBKS.

April lalu, konsorsium ini tercatat sudah melewati tahap pra-kualifikasi untuk tender pengadaan kapal tersebut. Tahap selanjutnya, konsorsium ini akan mengikuti proses tahap kualifikasi teknis pada Mei 2016.

Askan Naim, Direktur Utama PT Krakatau Shipyard, mengaku kapal patroli yang ditenderkan oleh KPLP kali ini merupakan kapal dengan teknologi canggih (high specs) sehingga akhirnya konsorsium mengandeng PT PAL di dalamnya.

Ini kapal high specs sehingga kita mengandeng PT PAL yang memiliki teknologi dan infrastruktur yang sangat bagus dan sudah diakui di tingkat global dan berkualitas tinggi,” ujarnya.

Bandung Bismono, Direktur Utama PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, mengungkapkan pembangunan kapal ini perlu memperhatikan material grade A, proses pembuatan, operasi, tonase, kecepatan, tingkat kepanasan mesin, konsumsi bahan bakar, daya tarik dan lain sebagainya.

Secara detail, dia mengambarkan kecanggihan kapal antara lain koneksi satelit dan automatic start engine hanya dengan menempelkan kartu. Dalam konsorsium ini, porsi pengerjaannya dan pembagian keuntungan dibagi sebesar 35% untuk PT PAL, 32,5% DKB dan 32,5% untuk KS.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...