Wednesday, April 9, 2014

RAI Gandeng Dassault Systemes

Pesawat regional turboprop R-80 (image : Toras Lubis)

(IMP) -- PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan dirgantara swasta yang saat ini tengah mengembangkan pesawat R80 resmi menggandeng Dassault Systemes dalam proses rancang bangun pesawat unggulannya itu. Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan siang tadi (8/4/2014) di Jakarta.

"Kami akan memanfaatkan platform 3D Experience dari Dassault Systemes. Dengan platform ini kami bisa mengetahui secara real time perkembangan program pesawat kami mulai dari desain,simulasi produksi,sampai integrasi pesawat itu sendiri," ujar Agung Nugroho, Presdir PT RAI.

Dari presentasi yang ditampilkan, piranti lunak bernama Catia ini digunakan untuk membuat desain tiga dimensi dari R80. Tak hanya berhenti di desain, Catia juga mampu mensimulasikan tahap-tahap produksi hingga membuat simulasi jika terjadi kecelakaan. Harapannya, dengan rangkaian simulasi ini R80 mampu selesai diproduksi tepat waktu.

Soal sistem avionik, landing gear, mesin, dan sistem-sistem lainnya yang akan digunakan di R80, Agung masih enggan menjelaskan secara rinci. Pasalnya,saat ini pihaknya masih memfokuskan diri untuk merampungkan desain R80.

"Sudah ada beberapa produsen yang kita lirik tapi belum bisa bilang sekarang. Mudah-mudahan akhir tahun ini kami sudah bisa tentukan semuanya," jelasnya. (Angkasa)


Jakarta -Rancangan pesawat R80 karya mantan Menristek BJ Habibie saat ini sudah masuk tahap preliminary design atau desain awal yang tertuang dalam rencana bisnis. Rencananya dalam 20 tahun, sebanyak 400 unit pesawat ini akan diproduksi di pabrik PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Bandung, Jawa Barat.

"Kita sekarang sedang dalam rencana bisnis. 400 pesawat dalam 20 years," kata Presiden Direktur PT Ragio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho dalam acara penandatanganan MoU antara PT RAI dengan Dassault Systèmes di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (8/4/2014).

Agung mengatakan, setelah preliminary design selesai, pada periode 2014-2017 pesawat berkapasitas 80 penumpang ini masuk ke dalam detail design, selanjutnya dibuat prototipe dan design pesawat yang lebih rinci. Setelah ada prototipe, pesawat akan masuk ke tahap sertifikasi dan pengujian terbang perdana.

"Sumber daya manusia kita akan ambil dari PT DI, karena kita tidak punya sumber daya manusia yang besar, tapi kita punya ahli untuk mengembangkan R80. Kita masuk tahap akhir preliminary design, setelah itu detail design, dirinci ke yang lebih detail," papar Agung.

Di tempat yang sama, Komisaris PT RAI yang juga merupakan putra dari BJ Habibie, Ilham Habibie mengatakan akhir tahun ini diharapkan desain awal sudah rampung. Sehingga tahun depan, prototipe sudah bisa dibuat.

"Kita belum tuntas, kita belum pilih engine, kokpitnya itu kalau sudah kita bakukan desainnya. Mungkin pertengahan atau akhir tahun. Kalau itu selesai definisi pesawat itu sudah oke, maka kita bisa berikan harga," jelas Ilham.


Jakarta -Pesawat sipil Regio Prop (R80) rancangan Mantan Menristek BJ Habibie sudah banyak dipesan maskapai penerbangan di dalam negeri. Tercatat sudah ada 6 maskapai penerbangan yang berminat terhadap pesawat berkapasitas 80 penumpang ini.

Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang memproduksi pesawat ini, Ilham Habibie mengatakan 6 maskapai penerbangan tersebut adalah maskapai yang beroperasi di rute-rute pendek, karena spesifikasi pesawat R80 cocok untuk rute pendek.

"Ada Nam Air, Sky Aviation, Wings Air, Citilink, Merpati, dan Kalstar. Mereka dari awal sudah ikut, sudah masuk," kata Ilham di sela acara penandatanganan MoU antara PT RAI dengan Dassault Systèmes di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (8/4/2014).

Ilham menuturkan, saat ini PT RAI akan fokus di pasar dalam negeri terlebih dahulu, sebelum merambah pasar global. Rencananya pesawat ini juga akan dipasarkan di kawasan ASEAN karena rute-rute maskapai penerbangan di Asia Tenggara tak berbeda jauh dengan di Indonesia.

"Kita konsentrasi di domestik dulu. Pasar dunia yang paling dinamis itu di Indonesia. Tentu kita akan ke luar negeri," kata putra dari BJ Habibie ini.

Sementara itu, Presiden Direktur PT RAI Agung Nugroho menyebutkan dari semua maskapai yang ditawari pesawat R80, ada 2 yang sudah melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI). Maskapai tersebut di antaranya Nam Air dan Kalstar.

"Kita sudah menandatangani LoI dengan 2 maksapai Indonesia yaitu Nam Air 100 pesawat dan Kalstar mereka berencana membeli 25 pesawat," terang Agung. 


Monday, April 7, 2014

Habibie: "Pesawat R80 Lebih Efisien dari Airbus dan Boeing"

Pesawat N250NG atau dengan nama barunya "R80". Mengenai maknanya "R" adalah inisial "Regional", sementara angka 80 menunjukkan kapasitas penumpang yang dapat diangkut pesawat tersebut (photo : Liputan 6)

Jakarta, (IMP) -- Mantan Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie saat ini tengah mengembangkan pesawat N250 Next Generation atau yang dinamakan R80.

Melalui perusahaan yang didirikannya yaitu PT Regio Aviasi Industri (RAI) tengah mengembangkan prototype dan nantinya akan bekerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) dalam proses rancang bangunnya.

BJ Habibie menjelaskan pesawat dengan model baling-baling ini nantinya diklaim akan lebih cepat dan lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dibanding Airbus ataupun Boeing.

Hal itu dilandaskan dari berhasilnya Habibie merancang R80 ini dengan memiliki perbandingan antara angin yang dingin dihasilkan dari udara di body pesawat dengan angin yang dikeluarkan pada engine di belakang pesawat lebih tinggi (Bypass ratio).

"Saya menyampaikan bahwa Airbus atau Boeing itu bypass rationya 12, makin tinggi bypass ratio makin sedikit konsumsi bahan bakar dan lebih cepat, ini (R80) bypass rationya 40, kami perhitungkan pesawat terbang ini sasarannya lebih sedkit 30% (penggunaan bahan bakar)," ungkap Habibie di Gedung Bank Indonesia semalam yang ditulis, Rabu (2/4/2014).

Habibie menambahkan R80 ini dibangun tidak akan menggunakan dana APBN, melainkan PT RAI akan menjalin kerjasama dengan swasta.

R dalam nama pesawat tersebut diartikan sebagai Regional, pesawat tersebut adalah buatan anak bangsa dan difungsikan untuk penerbangan jarak-jarak pendek. Sementara untuk 80 berarti kapasitas kursi pessawat yang mampu menampung 80 penumpang.

"Ini saya dengan team dalam satu tahun lagi kami mulai potong, dan memeprsiapkan untuk supaya bisa dirancang bangun, tahun 2017 kita targetkan sudah mengudara," terang Habibie.

Seperti diketahui, meski pesawat ini masih dalam tahap perancangan namun sudah mengundang banyak peminat yang menyatakan siap akan menggunakannya. Salah satu maskapai yang siap membeli peawat R80 ini adalah Sriwijaya Air yang nanti akan digunakan untuk anak usahanya yaitu NAM Air. 


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...