Monday, April 8, 2013

Perjalanan Margaret Thatcher, ''Iron Lady'' dari Inggris


LONDON, (IMP) -- Inggris kehilangan tokoh politik paling berpengaruh pada abad ke-20, Margaret Thatcher. Dia meninggal dunia pada Senin (8/4) pagi setelah menderita stroke. 

Dia disebut mewariskan gaya politik kepada pendahulunya baik di partai Konservatif maupun buruh. Masa pemerintahannya dikenal dengan privatisasi industri sejumlah perusahaan negara termasuk perusahaan gas Inggris, British Gas. 

Meski demikian, penolakannya terhadap konsensus politik membuatnya menjadi figur yang memiliki dua sisi. Gayanya dalam pemerintahan mendorong pemberontakan dalam partainya dan kerusuhan di jalanan. 

BBC menulis Margaret Hilda Thatcher lahir pada 13 Oktober 1925 di Grantham Lincolnshire. Dia adalah putri dari Alfred Roberts, pedagang kelontong. Ibunya bernama Beatrice. 

Karier politik Thatcher dimulai setelah dia lulus dari Universitas Oxford jurusan ilmu alam. Dia terlibat dengan organisasi lokal, Partai Konservatif. 

Thatcher mulai naik ke panggung politik ketika dipromosikan dalam kabinet sebagai menteri pendidikan dalam pemerintahan Ted Heath pada 1970. Dia menjadi bayangan dalam pemerintahan namun marah dengan politik ekonomi konservatif. Karena itu, dia melawan Heath hingga akhirnya berhasil memimpin partai. 

Dia pun segera membuat debut. Pada pidato 1976 dia mengkritik kebijakan represif Uni Soviet yang membuat surat kabar Rusia memberinya julukan sebagai "Iron Lady".



Presiden Ronald Reagan dan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher berbicara kepada wartawan di Gedung Putih,Washington, pada tanggal 23 Juni 1982.


Selama menjadi perdana menteri, dia mampu menjadikan Inggris sebagai pusat keuangan dunia. Namun, kebijakan ekonominya juga memberinya konsekuensi yang mendesaknya untuk mundur.

Mengadopsi gaya politisi ibu rumah tangga yang tahu akan inflasi, dia menentang kekuatan serikat buruh pada 1979. Partai Konservatif meluncurkan kampanye yang mengkritik pengangguran. 

Pemerintahan Jim Callaghan saat itu kehilangan mosi percaya pada 28 Maret 1979. Tanpa basa-basi, Thatcher menyerang dan memenangkan pemilihan umum.

Sebagai perdana menteri, dia bertekad memperbaiki keuangan negara dengan mengurangi peran negara dan meningkatkan pasar bebas. Pemotongan tingkat inflasi menjadi fokus pemerintah. Dia juga memperkenalkan anggaran radikal pada pajak dan pemotongan belanja.

BBC menulis Thatcher memperkenalkan privatisasi. Jutaan orang yang sebelumnya memiliki sedikit saham atau tidak memiliki sama sekali di ekonomi bisa membeli rumah. Mereka juga bisa membeli saham pada perusahaan yang sebelumnya dimiliki negara. 

Kebijakan moneter baru tersebut membuat London menjadi salah satu pusat keuangan di dunia. Gaya manufaktur lama yang dikritik hanya menciptakan industri usang, tidak dipelihara pemerintah. Hal itu membuat pengangguran naik menjadi tiga juta orang. 

Kerusuhan di beberapa daerah pun pecah. Hal itu menekan Thatcher untuk memodifikasi kebijakannya. Namun, dia menolak untuk menyerah. "Kamu mundur jika menginginkannya...wanita tidak akan mundur, " ujarnya.




Gaya kepemimpinannya akan terus dicatat dalam sejarah Inggris terutama keberaniannya untuk menyatakan perang memperebutkan pulau Falkland.

Pada akhir 1981, dukungan pada Thatcher telah jatuh sampai 25 persen, rekor terendah selama masa kepemimpinannya. Namun, pada awal 1982, perekonomian negara mulai pulih. Popularitasnya kembali naik pada April 1982 setelah memutuskan untuk perang melawan Argentina di pulau Falkland. 

Perdana menteri segera mengirim angkatan laut. Pulau-pulau berhasil direbut kembali pada 14 Juni saat pasukan Argentina menyerah. Kemenangan di Falkland dan berantakannya Partai Buruh membuat konservatif naik pada pemilihan 1983.

Kebijakan politik luar negeri Thatcher ditujukan untuk membangun profil Inggris di luar negeri. Dia yakin hal itu telah menurun saat Partai Buruh berada di pemerintahan. 

BBC menulis Thatcher menemukan kecocokan dengan Presiden AS, Ronald Reagan. Mereka membagi pandangan ekonomi. "Kita bisa melakukan bisnis bersama," ujar Thatcher. Partai Buruh pun kalah dalam pemilihan dan Thatcher naik untuk masa jabatan ketiganya pada 1987.

Aksi pertamanya setelah terpilih adalah memperkenalkan biaya komunitas, dimana pajak dipungut berdasarkan jumlah individu bukan nilai properti. Kebijakan tersebut memicu kekerasan di jalan. Pada 1989, muncul ketidakpuasan di kalangan anggota parlemen konservatif atas kebijakan tersebut. Isu tersebut pun menyeret kejatuhan Thatcher. 

Pada 2001, Thatcher dipaksa membatasi aktivitasnya karena kesehatannya mulai memburuk. Setelah serangan stroke ringan, dokter menyarankan dia untuk tidak tampil di muka umum. Dia juga menderita demensia yang mempengaruhi memori jangka pendek pada 2008.




No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...