Gerakan 969 di Myanmar (globalpost.com)
YANGON, (IMP) -- Gerakan anti-Muslim 969 meluas ke pusat Myanmar. Gerakan ini mengancam transisi demokrasi yang sudah menjadi bagian sejarah negeri ini.
Pamflet, stiker, DVD, dan publikasi lewat internat menyebarkan kebencian di negeri dengan penduduk Muslim yang tercatat sebagai minoritas. Gerakan ini mengikuti kekerasan bulan lalu yang menyebabkan 43 orang tewas dan membuat lingkungan Muslim di pusat Myanmar dimusnahkan.
Gelora dalam Islamfobia itu telah muncul sebagai tantangan utama pemerintah reformis Myanmar dengan Presiden Thein Sein. Padahal, presiden sudah mengingatkan negerinya untuk belajar dari kekerasan dan ketidakstabilan pada pidatonya saat Festival Tahun Baru Myanmar.
Dikutip dari Sydney Morning Herald, Presiden Dewan Kota Islam Nyunt Maung Shein mengaku, Muslim saat ini khawatir akan masa depan mereka.
"Bagaimana kita hidup di lingkungan Buddha? Kita sangat putus asa dengan pembunuhan terhadap perempuan, anak-anak dan para pelajar," ujarnya. Menurut dia, Muslim telah menjadi kambing hitam pada era transisi dari junta militer yang brutal.
Kaum Buddha yang dipimpin oleh para biksu menjadi motor penggerak yang membuat orang-orang Buddha boikot bisnis Muslim. Nasib Muslim di Yangon dan Meikhtila pun terancam seperti nasib saudaranya di Rohingya.
Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan Muslim Rohingya menumpang perahu-perahu untuk pergi ke Malaysia tanpa pengamanan. Di Malaysia, orang Rohingya mencari perlindungan dalam populasi Rohingya memang lebih besar.
1 comment:
ke Malaysia? masuk akal, krn yg paling dekat dan sesama islam tentu ke malaysia atau ke bangladesh.
berani ga malaysia yg katanya berideologi islam menengahi masalah ini dengan pemerintahan Myanmar?
kita lihat sj, punya nyali apa ga untuk melindungi sesama umat islam.
Post a Comment