Friday, May 10, 2013

TNI Gelar latihan Gabungan Terbesar Pada 2014


(IMP) -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan bahwa TNI akan menggelar sebuah latihan terbesar dan terlengkap pada 2014 untuk mempertanggungjawabkan kepada rakyat Indonesia kekuatan yang dimiliki TNI saat ini.

"Kira-kira akhir September atau awal Oktober 2014 latihan tempur terlengkap dan terbesar digelar dengan menampilkan seluruh alutsista yang telah diadakan Kementerian Pertahanan dan TNI," kata Panglima TNI Agus Suhartono kepada pers di Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis.

Sebelum memberikan keteranga pers, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyaksikan Latihan Gabungan TNI di Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur Kaltim, Kamis.

Menurut Panglima, tahun depan ada dua kegiatan latihan TNI yakni pertama Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) tingkat Batalyon dan kedua latihan tempur gabungan tiga angkatan sebagai akhir dari kegiatan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II dan pertanggungjawaban TNI kepada rakyat.

"Semua peralatan militer dan kekuatan tempur akan menunjukkan kemampuannya kepada rakyat, sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah dan TNI kepada rakyat tentang alutsista yang telah diadakan sampai dengan 2014," katanya.

Menurut dia, tahun 2014 merupakan akhir dari masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, maka salah satu agenda TNI adalah memperlihatkan seluruh kekuatan dan hasil pembangunan militer selama lima tahun terakhir.

Namun, kata Panglima, dalam membangun kekuatan pokok-pokok minimal itu belum bisa selesai semuanya sampai 2024. 

"40 persen dari program pembangunan kekuatan itu sudah selesai. Tentu ini tidak terlepas dari peran dan dukungan parlemen melalui Komisi I DPR RI," kata Panglima yang didampingi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia.

TNI, kata Panglima, menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap Komisi I DPR RI yang terus mendorong, mendukung pengadaan alutsista, sehingga bisa dilaksanakan sesuai dengan program pembangunan kekuatan menuju kekuatan pokok minimal.

"Pengadaan alutsista itu terus berjalan, tahun ini ada yang datang kemudian tahun depan juga datang. Itulah makanya perlu digelar latihan besar dan terlengkap sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban TNI terhadap rakyat dan bangsa Indonesia," katanya.

Anggota DPR RI Komisi I H. Tri Tamtomo, SH mengatakan pihaknya akan terus memberikan dorongan dan dukungan kepada Kementerian Pertahanan dan TNI dalam rangka memperkuat pertahanan negara kedepan.

"Komisi I DPR RI akan memberikan dukungan penuh bagi TNI untuk meningkatkan anggaran APBN 2014 dalam rangka memperkuat alutsista dan pertahanan negara," kata Politisi PDI Perjuangan yang juga hadir menyaksikan Latgab TNI di Kutai Timur, Kamis.


2 comments:

Antonov said...

Sebaiknya LatGab TNI digelar mengacu kepada Sistem pertahanan nasional Indonesia yang adalah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Total Defense), dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki ALKI - Alur Laut Kepulauan Indonesia . Strategi pertahanan Indonesia adalah Strategi Pertahanan Berlapis (Layered Defense) :
1.Zona Pertahanan I : zona Penyangga. Berada di luar batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia hingga wilayah musuh.
2.Zona Pertahanan II: zona Pertahanan Utama. Zona ini meliputi wilayah antara garis pantai kepulauan Indonesia dan batas ZEE, termasuk ALKI.
3.Zona Pertahanan III: zona Perlawanan mencakup seluruh wilayah darat Indonesia namun diprioritaskan kepada pulau-pulau besar di Indonesia.

Zona Pertahanan I meliputi operasi militer bersifat seluruhnya ofensif preventive dan preemptive. Zona Pertahanan II meliputi operasi militer ofensif defensif, sedangkan Zona Pertahanan III adalah langkah terakhir pertahanan daratan. Bila musuh menyerang maka usaha pertama adalah menangkal serangan di luar batas ZEE sampai wilayah musuh. Bila ini gagal harus dilanjutkan dengan operasi militer di wilayah antara garis pantai kepulauan Indonesia dan batas ZEE, termasuk ALKI. Bila ini gagal lagi, maka tinggal perlawanan di wilayah darat diprioritaskan kepada pulau-pulau besar di Indonesia. Pada tahap ini kekuatan udara dan laut kita asumsi telah dihancurkan atau telah menjadi lemah, selanjutnya untuk menaklukkan kita musuh tidak perlu mendarat, dengan leluasa musuh dapat melakukan blokade total baik laut dan udara, sehingga tidak sampai 1 (satu) bulan kita terpaksa minta gencatan senjata, atau gencatan senjata terjadi karena intervensi pihak ketiga, dengan segala konsekwensinya. Kalau sudah begini, nasib NKRI akan serupa dengan negara Yugoslavia dulu.

Belum ada LatGab yang khusus untuk skenario Zona Pertahanan I dan II. Perlu diingat bila sudah sampai ke Zona Pertahanan III , asumsinya mestinya kekuatan TNI AU dan AL sudah habis atau sudah lemah sekali. Karena itu kita ingin melihat LatGab dengan skenario yang lebih realistis. Dengan kata lain ini adalah operasi gabungan pesawat tempur TNI AU bersama kapal perang TNI AL menyerang armada laut dan udara musuh (bukan serangan amphibi merebut daratan), kalau perlu preemptive ke pangkalan musuh. Kuncinya disini adalah penguasaan udara (air superiority) dan penguasaan laut (sea superiority) di teater operasi ALKI dan ZEE. Penguasaan udara antara lain counter air dan maritime strike, dan combat air patrol (CAP). Penguasaan laut antara lain adalah sea denial melibatkan operasi kapal permukaan dan kapal selam, yang diproteksi oleh TNI AU. Tanpa penguasaan udara ini mustahil operasi akan berhasil. Konflik akan berlangsung singkat (hitungan hari) tetapi sangat intensif.

IMP SAVE INDONESIA said...

Saya sependapat dengan Bro Antonov(Garuda Militer).
Thanks analisanya, Bro.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...