Wednesday, January 14, 2015

Layakkah Anda Menerima Subsidi BBM ?


(IMP/Remo Marichi) -- Sudah hampir lebih dari 30 tahun lamanya, kita sebagai rakyat Indonesia menikmati manisnya subsidi BBM. Betapa menyenangkan saat-saat bangsa ini masih menjadi pengekspor minyak dan masih menjadi anggota OPEC, tapi kenyataannya sekarang kita telah berubah dari negara pengekspor menjadi negara pengimpor minyak serta keluar dari organisasi OPEC yang merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak. Pertanyaannya adalah apakah saat ini masih layak untuk memberikan subsidi pada BBM yang pada kenyataannya 70% subsidi BBM dinikmati oleh orang-orang yang mampu dan berkecukupan bahkan bisa dikatakan mapan karena mampu membeli kendaraan beroda empat.

Dengan adanya defisit APBN sekitar 300 triliun rupiah setiap tahunnya akibat subsidi BBM yang menguras pundi-pundi keuangan negara, jadi masih layakkah pengguna kendaraan pribadi beroda empat diberi subsidi? Ada yang aneh saat kita mencermati fenomena yang terjadi saat ini, di mana semua orang merengek-rengek meminta disubsidi. Kenyataannya kebanyakan dari mereka adalah orang yang tidaklah layak untuk mendapatkannya. Menurut data yang didapat dari dinas perhubungan bahwa 70% pengguna subsidi BBM adalah kendaraan pribadi beroda empat dan hanya 30% dari total keseluruhan pengguna adalah kendaraan transportasi umum dan kendaraan beroda dua yang benar-benar layak untuk mendapatkan subsidi BBM dari pemerintah.

Jadi salahkah pemerintah bila mencoba mengalihkan subsidi yang bisa disebut mubazir itu menjadi subsidi tepat guna dan dialihkan ke pembangunan sektor sarana prasarana umum? Banyak sekali pro dan kontra atas kebijakan itu, tapi mari kita menyikapinya dengan pikiran positif untuk kemajuan masa depan bangsa ini. Tidaklah penting tentang apa yang sudah diberikan negara untukmu tapi yang lebih penting adalah sumbangsih apa yang telah engkau berikan kepada bangsa dan negara yang tercinta ini. Setidaknya dengan menggunakan BBM bukan subsidi bagi orang-orang yang mampu dan pengguna kendaraan pribadi beroda empat, kita dapat memberikan sumbangsih yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap orang harus berupaya untuk memahami bahwa hanya orang yang tidak mampu dan benar-benar miskinlah yang layak untuk disubsidi. Kelayakan menjadi tolak ukur bagi penerima subsidi, pada saat kita juga ikut serta menikmati subsidi sebenarnya secara tidak sadar kita telah menempatkan diri kita masuk menjadi kategori orang-orang yang layak yang sebenarnya adalah orang-orang yang miskin dan tidak mampu. Jadi secara tidak langsung kita telah merendahkan diri kita dengan bergabung pada kategori tersebut padahal secara materi kita mampu dan berkecukupan, apakah kita telah membohongi diri kita sendiri dan negara ini demi subsidi BBM yang tidak selayaknya kita nikmati.

Banyak segi positif yang akan didapat dari penghapusan subsidi BBM, di antaranya adalah adanya pengalihan anggaran ke sektor-sektor penggerak usaha kecil yang bisa berupa kredit lunak untuk usaha-usaha kecil dan menengah sehingga diharapkan kelak akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru yang akan mengurangi angka pengangguran. Selain itu anggaran tersebut dapat dialihkan ke subsidi pupuk dan bibit untuk petani sehingga kita dapat mewujudkan swasembada pangan tanpa perlu mengimpor bahan pangan dari negara-negara lain di dunia. Dan tentunya yang sangat penting adalah sektor pendidikan dan kesehatan karena negara yang memiliki rakyat yang berpendidikan tinggi dan sehat dapat menjadi penggerak roda perekonomian negara dan selanjutnya akan mengantarkan negara menjadi negara yang maju, kuat dan disegani oleh negara-negara lainnya di dunia ini.

Dari pengalihan anggaran subsidi BBM tersebut, pemerintah dapat memberikan dan mendirikan gedung-gedung sekolah baru yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia terutama untuk daerah-daerah yang terpencil yang belum memiliki gedung-gedung sekolah. Pemerataan pembangunan mutlak dan harus dilakukan demi kemajuan bangsa dan negara, dan demi mengurangi angka kemiskinan sekaligus menghilangkan kebodohan anak-anak Indonesia akibat putus sekolah ataupun karena tidak dapat bersekolah akibat tidak ada biaya dan ketidakmampuan dari segi materi. Dengan melakukan subsidi silang setidaknya pemerintah telah menjalankan perannya sebagai perwakilan rakyat Indonesia untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia sesuai dengan amanat pembukaan UDD dasar 1945.

Dengan begitu banyaknya manfaat dari pengalihan subsidi BBM, masihkah kita merasa bahwa kita yang termasuk dalam golongan orang-orang yang berkecukupan dan mampu secara materi merengek-rengek meminta disubsidi juga sama seperti saudara-saudara kita yang hidupnya susah dan berada di bawah garis kemiskinan yang sebenarnya layak dan harus kita bantu serta kita santuni sebagai sesama saudara yang menjadi rakyat bangsa Indonesia. Hanya hati nurani yang tulus yang dapat benar-benar berpikir kepentingan bersama adalah segala-galanya di atas kepentingan pribadi, bukankah selayaknya kita membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu. Sebagai bangsa timur yang bangga akan kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, moral dan rasa kebersamaan yang tinggi dalam asas gotong-royong dan rasa sosial yang tinggi untuk membantu sesama saudara kita yang berada dalam garis kemiskinan. Tidak selayaknya kita iri dengan saudara-saudara kita yang ada di bawah garis kemiskinan yang merupakan orang yang benar-benar layak mendapatkan subsidi, tapi selayaknya kita bangga dapat membantu mereka melalui pengalihan subsidi BBM yang tidak layak kita nikmati karena masih banyak orang-orang yang benar-benar membutuhkan dana tersebut untuk menyambung hidup mereka.

Dengan menggunakan BBM bukan subsidi, kita dapat membantu pemerintah mengurangi beban defisit APBN tiap tahunnya. Tentu saja selain itu, kita dapat membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu agar mendapatkan manfaat dari pengalihan subsidi BBM pada sektor tepat guna. Tidak perlu bertempur atau ikut berperang dan gugur di medan laga untuk menjadi pahlawan di negara ini tapi dengan menggunakan BBM bukan subsidi, kita juga dapat menjadi pahlawan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu dan berada di bawah garis kemiskinan.


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...