Monday, August 26, 2013

AS Umumkan Jual 8 Apache ke Indonesia



JAKARTA, (IMP) -- Amerika Serikat akan menjual delapan helikopter serbu, Apache ke Indonesia. Kesepakatan bernilai 500 juta dolar itu, menurut keterangan resmi Kementrian Pertahanan AS, Senin (26/8) juga termasuk radar, pelatihan dan perawatan.

"Kami kini tengah menggarap detail lebih lanjut mengenai pengiriman dan kerangka waktu untuk latihan," ujar seorang pejabat dengan syarat tak mau diungkap namanya seperti dilansir Straits Times, Senin.

Penjualan helikopter Apache AH-64E produksi Boeing itu diumumkan dalam kunjungan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel ke Jakarta. Ini adalah pemberhentian ke-2 dalam perjalanan sepekan ke empat negara Asia Tenggara yang diawali di Malaysia pada Sabtu kemarin.



(Republika/Reuters)

BUMN Siap Persenjatai TNI Dan Jualan Ke Luar Negeri


KUPANG, (IMP) -- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan kesiapan perusahaan BUMN untuk melengkapi persenjataan TNI mulai dari darat, laut maupun udara. Menurut Dahlan, perusahaan pelat merah seperti PT PAL, PT Pindad maupun PT Dirgantara Indonesia sangat mampu menyediakan semua kebutuhan TNI.

"PT PAL, Pindad, PT DI harus bisa memberi kepercayaan. Ini kesempatan bagi semuanya. Melayani sebaik-baiknya melayani kebutuhan TNI," ucap Dahlan di Kupang, NTT, Sabtu (24/8).

Mantan dirut PLN ini menuturkan, PT PAL saat ini bisa memenuhi kebutuhan kapal-kapal untuk TNI Angkatan Laut, sedangkan PT Pindad sudah mampu membuat senjata dan tank untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Darat.

"Baru sekali ini BUMN mendapatkan order banyak dari kementerian pertahanan. Setelah industri dalam negeri maju," katanya.

Tidak hanya itu, perusahaan pelat merah juga telah siap ekspansi atau jualan ke luar negeri. Salah satu contohnya pesawat C-295 yang telah melakukan roadshow ke negara Asia Tenggara beberapa waktu lalu.


Tidak ingin asal jual, Dahlan ingin memastikan dulu kualitas buatan perusahaan BUMN dengan mencoba terlebih dahulu menggunakan pesawat C-295.

"Tentu saya harus juga merasakan pesawat ini, mau jual masa tidak pernah merasakan. Kemarin saya naik ke Cilacap, ya memang begini aksesoris tidak seperti komersial, stabil, landing, take off bagus," tutupnya.


Alutsista Indonesia Tertinggal dari Malaysia

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (dua kanan), meninjau kesiapan pameran Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Darat (AD) di lapangan Monas, Jakarta, Kamis (4/10). (Republika/Edwin Dwi Putranto)


PASURUAN, (IMP) -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memastikan membeli main battle tank (MBT) Leopard 2A6 sebanyak 100 unit dan tank medium Marder 50 unit dari Jerman. TNI AD mendukung penuh kebijakan pembelian itu lantaran sudah sangat mendesak untuk direalisasikan.

Komandan Batalyon Kavaleri 8/Tank Narasinga Wiratama Letkol Otto Sollu menginginkan MBT Leopard bisa segera dihadirkan di Indonesia. Saat ini, satuannya diperkuat Tank FV-101 Scorpion sebanyak 53 unit. Tank Scorpion termasuk kelas medium dan didatangkan pada 1997.

Melihat perimbangan kekuatan negara lain, Otto meminta dukungan semua pihak agar MBT Leopard segera menggantikan Tank Scorpion. Apalagi, pihaknya sudah membangun garasi yang telah disiapkan untuk menampung MBT Leopard.

Karena alutsista TNI AD sudah ketinggalan zaman, ia berharap kedatangan MBT Leopard dipercepat demi menjaga kedaulatan NKRI. Keunggulan tank produksi Rheinmetall itu, sambungnya, memiliki daya tahan dan kekuatan, serta akurasi tembakan paling canggih. Kita sudah siap menerima alutsista yang baru. Masa kita negara besar belum punya tank besar? katanya kepada Republika pekan lalu.

Menurut Otto, dibanding negara tetangga, Indonesia jauh tertinggal. Bukan bermaksud merendahkan diri, kata dia, fakta itu membuatnya miris. Ia menyebut, Malaysia dan Singapura sudah diperkuat MBT Leopard dan Tank M1 Abrams. Adapun, Cina dan India sudah bisa membuat tank tempur utama hasil transfer teknologi dari Rusia. “Negara lain sudah punya. Agar TNI kuat, kedatangan Leopard harus didukung,” kata Otto.

Selain garasi, pihaknya sudah menyiapkan SDM untuk mengoperasikan MBT Leopard. Sebanyak 46 prajurit dan 12 cadangan sudah belajar mengemudikan tank melalui simulasi dan kajian berbagai referensi. Sebanyak 494 prajurit juga sudah menjalani kursus bahasa Jerman untuk memudahkan komunikasi dengan teknisi dalam pembelajaran transfer of technology (ToT). “Intinya prajurit sudah siap, kendaraan tempur yang belum datang. Kita tunggu saja,” katanya.

Peremajaan alutsista juga dilakukan di Batalyon Artireli Medan (Yon Armed) I/105 Tarik, Singosari. Rencananya, satuan yang menginduk ke Divisi Infanteri II/Kostrad itu bakal kedatangan kendaraan multi launcher rocket system (MLRS) Astros II MK6 dari Brasil. Keunggulannya, peluncur roket itu mampu menjangkau sasaran musuh sejauh 300 kilometer dan mampu menghancurkan kapal induk beserta muatannya.

Kita siap menerima Astros, selaku komandan saya bangga sekali menyiapkan dari segi kualitas sarana dan prasarana agar senjata itu nantinya dpat digunakan dan dipelihara sesuai fungsinya demi memperkuat satuan ini,” kata Komandan Yon Armed Letkol Arya Yudha.


(Republika)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...